EmitenNews.com - DFI Retail Nusantara (HERO) sepanjang 2024 mengemas rugi Rp5,58 miliar. Menyusut 95,77 persen dari episode sama tahun sebelumnya dengan tabulasi rugi Rp132,16 miliar. Dengan demikian, rugi per saham dasar dan dilusian menjadi Rp1 dari sebelumnya Rp32. 

Penjualan dan pendapatan usaha Rp4,54 triliun, menanjak 4 persen dari episode sama senilai Rp4,38 triliun. Beban pokok penjualan dan pendapatan Rp2,62 triliun, bengkak dari Rp2,57 triliun. Total laba kotor Rp1,91 triliun, mengalami lonjakan dari akhir tahun sebelumnya senilai Rp1,81 triliun. 

Beban penjualan Rp151,86 miliar, bengkak dari Rp126,08 miliar. Beban umum dan administrasi Rp1,69 triliun, susut dari Rp1,79 triliun. Pendapatan keuangan Rp8,91 miliar, meningkat dari Rp3,29 miliar. Beban bunga dan keuangan Rp206,71 miliar, susut dari Rp406,18 miliar. 

Pendapatan lainnya Rp14,88 miliar, turun dari Rp17,54 miliar. Total rugi sebelum pajak penghasilan Rp109,95 miliar, berkurang dari Rp490,57 miliar. Beban pajak Rp36,31 miliar, drop dari surplusRp59,66 miliar. Jumlah rugi dari operasi yang dilanjutkan Rp146,26 miliar, susut dari Rp430,9 miliar. 

Pemangkasan kerugian itu, seiring lonjakan laba bisnis Guardian, dan penurunan kerugian IKEA. Termasuk keuntungan dari divestasi bisnis Hero Supermarket dan penjualan properti non-inti. Total kerugian yang dibukukan mencapai Rp6 miliar, membaik secara signifikan dari 2023 dengan kerugian Rp132 miliar.

Guardian mencatat pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit, didorong peningkatan volume penjualan, lonjakan jumlah pengunjung di mal-mal premium, dan destinasi wisata. Guardian tetap berkomitmen memperkuat proposisi nilai, mengoptimalkan rangkaian produk, dan memperluas kehadiran omnichannel untuk meningkatkan aksesibilitas bagi para pelanggan. 

Kinerja IKEA masih terdampak penurunan permintaan furnitur rumah tangga. Namun, langkah-langkah efisiensi biaya berkontribusi pada perbaikan hasil operasional dibanding tahun sebelumnya. IKEA tetap fokus pada pertumbuhan penjualan melalui inisiatif seperti peningkatan daya tarik toko, optimalisasi tata letak toko, dan penyempurnaan alat belanja. 

Selain itu, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan produk melalui peningkatan sumber lokal, didukung oleh strategi pemasaran lebih efektif, diterapkan untuk memperkuat relevansi pasar domestik. 

”Kami perkirakan bisnis kesehatan dan kecantikan akan mempertahankan momentum positif, meski ketidakpastian pemulihan bisnis furnitur rumah tangga masih berlanjut. Dengan fokus strategis lebih tajam, kami berada pada posisi kuat untuk mendorong pertumbuhan jangka menengah hingga panjang secara berkelanjutan,” tegas Hadrianus Wahyu Trikusumo, Presiden Direktur DFI Retail Nusantara.

Jumlah ekuitas Rp1,49 triliun, meningkat dari episode akhir 2023 senilai Rp1,42 triliun. Defisit Rp2,35 triliun, susut dari Rp2,43 triliun. Total liabilitas tercatat Rp3,22 triliun, berkurang dari akhir tahun sebelumnya Rp4,34 triliun. Jumlah aset Rp4,71 triliun, mengalami penciutan dari Rp5,76 triliun. (*)