EmitenNews.com - PT FKS Multi Agro Tbk (FISH), emiten yang tengah berada di Papan Pemantauan Khusus (FCA/Full-Call Auction) sejak 21 Juni 2024 ini akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2024 dengan nilai total sebesar Rp72 miliar atau setara Rp150 per saham. 

Keputusan ini telah ditetapkan dalam rangkaian mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) FISH yang diselenggarakan pada Senin (26/5/2025).

Corporate Secretary FISH, Dickxon Tandy, menjelaskan bahwa jadwal pembagian dividen telah ditetapkan, yakni Cum dan Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi masing-masing jatuh pada tanggal 5 dan 10 Juni 2025. Sementara itu, Cum dan Ex Dividen di Pasar Tunai akan berlangsung pada 11 dan 12 Juni 2025. Recording date untuk investor yang berhak atas dividen adalah 11 Juni 2025, dan pembayaran dividen akan dilakukan pada 26 Juni 2025.

Dengan mengacu pada harga saham terakhir sebelum suspensi sebesar Rp10.350, maka dividend yield FISH tercatat sebesar 1,45%. Yield atau imbal hasil ini dihitung berdasarkan rasio dividen per saham (Rp150) terhadap harga pasar terakhir sebelum penghentian perdagangan.

Sebagai tambahan informasi, saham FISH saat ini berada dalam status suspensi sejak sesi I perdagangan tanggal 31 Januari 2025. Suspensi diberlakukan di pasar Reguler dan Tunai, akibat ketidakpatuhan terhadap ketentuan free float dan jumlah pemegang saham publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa Nomor I-A dan I-V. Bursa Efek Indonesia menetapkan bahwa FISH belum memenuhi ketentuan poin V.1.1 dan/atau V.1.2 terkait jumlah minimal pemegang saham dan persentase saham free float.

Perlu diketahui saham FISH tercatat dalam klasifikasi FCA Tipe 6, yang artinya perusahaan belum memenuhi persyaratan tetap tercatat di Bursa kecuali ketentuan minimum free float yaitu paling sedikit 50 juta saham untuk Papan Utama dan Pengembangan serta minimal 5% dari total saham tercatat untuk semua papan pencatatan, termasuk Akselerasi.

FISH secara resmi masuk ke Papan Pemantauan Khusus (FCA/Full-Call Auction) sejak 21 Juni 2024, dan masih dalam penantian pemenuhan regulasi untuk dapat kembali diperdagangkan secara normal.