Serap Dana Asing, Bank Indonesia Lelang SBI Tenor 9 dan 12 Bulan
EmitenNews - Bank Indonesia melelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor 9 dan 12 bulan, menggantikan Sertifikat Deposito Bank Indonesia ( SDBI ). Bank Sentral menyerap dana asing yang masuk ( capital inflow) sehingga dapat menambah instrumen guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia (BI) menyatakan kepercayaan pelaku pasar global ke Indonesia terus meningkat. Indikasi itu terlihat dari modal asing (capital inflow) yang masuk ke pasar keuangan, terutama melalui Surat Berharga Negara (SBN) Rp 7,1 triliun dalam 10 hari (2-12 Juli 2018). Derasnya capital inflow ini pasca Bank Sentral menaikkan bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin menkadi 5,25 persen pada 28-29 Juni 2018 sehingga membuat imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun kembali atraktif. Meski demikian kita juga patut mewaspadai adanya capital outflow yang terjadi pasca presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan perang Dagang dengan China dan beberapa kebijakan yang membela kepentingan dalam negeri Amerika. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat sejak Januari hingga Juni 2018 dana asing yang keluar dari Indonesia atau capital outflow telah mencapai Rp157 triliun. "SBI mulai dilelang lagi hari ini," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dihubungi Antara di Jakarta, Senin (23/7). Bank Sentral pada Senin ini sebenarnya menjadwalkan lelang SDBI , namun akhirnya digantikan instrumen moneter SBI. Masa tunggu (holding period) untuk SBI ini selama tujuh hari, Lelang dimulai pada pukul 09.00 WIB dan hasilnya akan diumumkan pada pukul 13.00 WIB. Lelang SBI ini sudah disosialisasikan ke perbankan," tambah Nanang . SBI merupakan instrumen moneter yang sempat dihentikan penerbitannya pada Agustus 2017 untuk tenor 9 dan 12 bulan. Lima tahun sebelumnya, BI juga menghentikan penerbitan SBI di bawah tenor sembilan bulan untuk lebih mengelola modal asing yang rentan keluar. Reaktivasi SBI menjadi opsi penajaman instrumen pasar keuangan Indonesia agar lebih menarik investor asing. Di sisa tahun, tekanan ekonomi global akan semakin deras terutama dari rencana empat kali kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral AS. Ancaman tekanan ekonomi global itu membuat BI harus menambah instrumen pasar keuangan agar Indonesia lebih atraktif di mata investor asing sehingga tidak terjadi pembalikkan arus modal (capital outflow) yang dapat mengancam nilai tukar rupiah.
Related News
Pajak Ekspor Batubara: Sinyal Kritis Kompresi Marjin Komoditas?
Prospek BREN: Inkremental vs Valuasi Didorong Scarcity
BREN: Anomali Valuasi atau Masa Depan Hyper-Growth EBT?
Di Balik BREN: Mengukur Kredibilitas dan Skin in the Game Manajemen
Benarkah BREN Bukan Saham Biasa? Cek Pilar Baseload-nya!
IPO RLCO Melejit: Antara Euforia Laba 608 Persen vs Risiko Spekulatif





