EmitenNews.com - Akulaku Silvrr Indonesia secara bertahap menyerap right issue Bank Neo (BBYB). Sang pengendali itu, telah mengeksekusi 1.309.671.220 helai alias 1,3 miliar eksemplar. Eksekusi dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp300 per lembar.

Dengan penuntasan transaksi itu, Akulaku Silvrr dipaksa merogoh dana sekitar Rp392,89 miliar. Eksekusi dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pembelian dilakukan pada 19 Juli 2024, Akulaku menyerok 358.357.472 helai Rp300 senilai Rp107,50 miliar.

Selanjutnya, pada 25 Juli 2024, Akulaku Silvrr Indonesia mengeksekusi 951.313.748 lembar dengan harga pelaksanaan Rp300 per saham sejumlah Rp285,39 miliar. ”Transaksi untuk pelaksanaan right issue bank Neo,” tegas Agnes Fibri Triliana Dewi, Corporate Secretary Bank Neo. 

Dengan penuntasan transaksi itu, timbunan saham Akulaku Silvrr menjadi 4,58 miliar eksemplar alias setara dengan porsi kepemilikan 34,45 persen. Bertambah 9,8 persen dari sebelum transaksi 3,28 miliar helai atau 27,32 persen. 

Sekadar informasi, Bank Neo menjajakan right issue senilai Rp393,5 miliar. Itu dengan melepas 1,31 miliar saham pada harga pelaksanaan Rp300 per saham. Pengeluaran saham anyar itu, dibalut nilai nominal Rp100. 

Penerbitan saham setara 9,82 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh perseroan dibanderol dengan rasio 700 juta saham berbanding 76,26 juta lembar. Artinya, setiap pemegang 700 juta saham lawas dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 10 Juli 2024 pukul 16:00 WIB mempunyai 76.267.192 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). (*)