Suku Bunga Fed Diyakini Bakal Naik 75 bps, Indeks Saham Asia Dibuka Turun
EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Rabu (15/6) dibuka turun setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir varaitif (mixed) dengan S&P 500 menderita penurunan selama 5 hari beruntun.
Senin (13/6) lalu indeks saham S&P 500 memasuki teritori bear market untuk pertama kali sejak Maret 2020 setelah turun lebih dari 20% dari level tertingginya di bulan Januari.
"Lonjakan inflasi mendorong investor bersiap menghadapi kenaikan suku bunga acuan terbesar dalam 28 tahun minggu ini," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Investor berspekulasi hampir pasti bank sentral AS (Federal Reserve) akan mengumumkan kenaikan suku bunga acuan sebesar 75 bps, terbesar sejak November 1994. Mereka memprediksi suku bunga yang lebih tinggi kemungkinan akan memicu terjadinya resesi ekonomi pada pertengahan tahun 2023.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik 11 bps menjadi 3.48%, tertinggi sejak April 2011.
Rilis data ekonomi AS semalam memperlihatkan bahwa inflasi di tingkat produsen (Producer Price Index atau PPI) melonjak 10.8% Y/Y di bulan Mei. Sedikit lebih lambat dari kenaikan 10.9% Y/Y pada bulan April dan turun dari kenaikan 11.5% Y/Y di bulan Maret.
Secara bulanan (month-on-month), PPI naik 0.8%, lebih cepat dari laju kenaikan 0.4% di bulan April. "Data PPI ini memberi sinyal bahwa ancaman inflasi terhadap ekonomi AS belum menunukkan tanda-tanda akan segera mereda," tambah Dustin.
Dari sisi makroekonomi, investor hari ini menantikan rilis sejumlah data ekonomi Tiongkok untuk bulan Mei seperti Penjualan Ritel, Industrial Production, Tingkat Pengangguran dan Investasi Aset Tetap (Fixed Asset Investment) sepanjang tahun ini (FY2022 YTD).
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data Neraca Perdagangan Indonesia bulan Mei 2022. Phillip Sekuritas memprediksi IHSG hari ini berpeluang menguat hingga 7.102 dan mengunggulkan saham-saham berikut.
TMAS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Entry Price : 2690
Target Price 1 : 2860
Target Price 2 : 3010
Stop Loss : 2440
UNTR
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Entry Price : 31475-31500
Target Price 1 : 32950
Target Price 2 : 33825
Stop Loss : 30075
PGAS
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Entry Price : 1710
Target Price 1 : 1825
Target Price 2 : 1870
Stop Loss : 1595
SHIP
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Entry Price : 1030
Target Price 1 : 1110
Target Price 2 : 1145
Stop Loss : 935
CSRA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Entry Price : 825
Target Price 1 : 900
Target Price 2 : 935
Stop Loss : 750.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha