Transisi Energi, Pertamina Targetkan Bangun 513 SPKLU/SPBKLU Hingga 2024
EmitenNews.com - PT Pertamina (Persero) melakukan banyak inovasi model bisnis untuk mendukung proses transisi energi sekaligus mendukung pencapaian target net zero emissions Indonesia pada 2060 atau lebih cepat. Inovasi model bisnis dinilai menjadi kunci kesuksesan dan mengakselerasi pertumbuhan bisnis baru untuk menghadapi transisi energi.
"Inovasi model bisnis dapat dilakukan melalui proses inkubasi dimana New Ventures Direktorat SPPU mendukung pengembangan bisnis baru Pertamina Group dengan menyediakan ekosistem inkubasi yang dibutuhkan," papar Vice President New Ventures PT Pertamina (Persero) Mia Krishna Anggraini.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan pihaknya melakukan inovasi model bisnis untuk mendukung proses transisi energi. Salah satu inovasi tersebut adalah menargetkan pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan 391 unit stasiun pertukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU).
"Pertamina menginisiasi bisnis SPKLU melalui skema partnership dan terintegrasi dengan aplikasi MyPertamina," katanya.
Menurut dia, Pertamina Patra Niaga menargetkan pembangunan 513 unit SPKLU/SPBKLU hingga 2024 sebagai bagian strategi transisi energi. Ke-513 unit tersebut terdiri atas 122 unit SPKLU dan 391 unit SPBKLU.
"Namun diperlukan dukungan atau insentif dari pemerintah untuk mengatasi challenge keekonomian bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang belum baik. Bentuk dukungan tersebut adalah terkait ekosistem yang belum terbentuk untuk mendapat keekonomian yang baik," tambahnya.
Alfian menyebutkan, dukungan yang diperlukan adalah insentif dan regulasi yang pro EV antara lain free atau diskon pemasangan ID pelanggan baru, pemberian tarif curah untuk SPKLU/SPBKLU, free abodemen minimal selama dua tahun, dan insentif untuk pengguna EV agar dapat menurunkan total cost ownership (TCO) EV dengan benchmark di Taiwan.
Selanjutnya, dukungan terkait teknologi yang diperlukan antara lain keperluan fleksibilitas teknologi SPKLU (minimal 1 socket untuk SPKLU) dan standarisasi baterai KBLBB roda dua. Menyangkut perizinan, pengelolaan izin usaha jasa penunjang tenaga listrik (IUJPTL) satu pintu di Pertamina bagi partner SPBU Pertamina (mitra DODO) dengan standar tetap mengikuti aturan yang berlaku.
Pembicara lain dalam sesi dua webinar, Direktur Utama PT Pertamina Power Indonesia sebagai Subholding Power and New Renewable Energy Pertamina Dannif Danusaputro mengatakan bisnis baterai dan kendaraan listrik adalah bisnis masa depan.
"Visi PNRE adalah memimpin transisi energi Pertamina melalui pengembangan solusi karbon, energi baru terbarukan, dan membangun bisnis masa depan di sektor energi," ujarnya.
Menurutnya, pihaknya menargetkan setidaknya pembangunan 10.000 MW yang terdiri atas solusi rendah karbon dengan target 4.000 MW lewat pembangkit gas dan dekarbonisasi.
Selanjutnya, pembangunan 5.000 MW pembangkit EBT dari panas bumi, surya, hidro, biomassa dan biogas, angin dan pasang surut, dan sampah; serta sebanyak 1.000 MW pada bisnis masa depan yakni baterai dan kendaraan listrik, hidrogen, pasar karbon, dan kompleks industri hijau.(fj)
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan