EmitenNews.com - Emiten tekstil dan fashion, PT Trisula International Tbk (TRIS) menargetkan penjualan tumbuh sebesar 10% pada 2025. 

Perseroan menyiapkan strategi utama, termasuk ekspansi pasar, otomatisasi produksi, serta penguatan lini bisnis fashion dan pakaian seragam.

Direktur Trisula International Kartono Budiman menjelaskan bahwa ekspor masih menjadi fokus utama perseroan. Saat ini kontribusi penjualan TRIS berasal dari ekspor dengan cakupan pasar di Amerika, Australia, Inggris, dan Asia sekitar 60% dari total penjualan. 

"Untuk Australia dan New Zealand, kami sudah memiliki kehadiran yang cukup signifikan, baik dalam bisnis fashion, retail, maupun uniform," jelas Kartono Kamis (28/2).

Meskipun telah merambah berbagai benua, Trisula belum menyentuh pasar Afrika. Namun, perusahaan terus memperkuat jaringan ekspor di wilayah yang sudah ada, termasuk Amerika dan Asia. "Kami memiliki Trisco Australia yang beroperasi sebagai penghubung antara Trisco di Bandung dengan pelanggan di sana, memastikan layanan yang lebih dekat dan responsif," tambahnya.

Selain ekspansi pasar, TRIS mengandalkan pendekatan yang lebih dekat dengan pelanggan. Salah satu inovasi utama adalah layanan made to measure, di mana pelanggan dapat memesan produk dengan ukuran yang disesuaikan secara langsung. "Strategi kami pada 2025 ini, dan yang akan terus berkelanjutan, adalah selalu berusaha lebih dekat dengan customer," jelas Kartono.

Pendekatan ini mencakup tiga segmen utama: retail fashion, seragam korporasi dan institusi (baik swasta maupun BUMN), serta pesanan khusus yang dibuat sesuai permintaan pelanggan.

Untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga kualitas produk, TRIS mengoptimalkan otomatisasi dalam proses produksi. "Dengan otomatisasi, kami bisa meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga konsistensi kualitas," ungkapnya.

Selain itu, perusahaan memiliki ruang untuk meningkatkan kapasitas produksi, baik secara organik maupun inorganik. "Saat ini, kami memiliki lebih dari 1.000 tenaga kerja di TRIS, dengan tambahan 500 tenaga kerja baru pada tahun ini. Kami masih memiliki ruang produksi yang bisa digunakan untuk meningkatkan output," kata Kartono.

Emiten tekstil ini juga menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 30 miliar pada 2025. Presiden Direktur Trisula International Widjaya Djohan mengatakan alokasi capex akan tetap fleksibel dan disesuaikan dengan pertumbuhan perusahaan."Kalau hasil pertumbuhan kuartal I-2025 bagus, kami akan lanjutkan pemakaian capex ini untuk kuartal II-2025," ujarnya.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2024, Trisula International mencatatkan penjualan Rp 1,08 triliun, tumbuh 3,5% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari Rp 1,04 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Segmen manufaktur, yaitu produksi kain dan garmen, masih menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan TRIS.

Selain itu, laba bersih tahun berjalan TRIS meningkat 15,7% YoY menjadi Rp 62,23 miliar hingga kuartal III/2024, dari Rp 53,77 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.