EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi mayoritas melemah tipis. Itu setelah The Fed memangkas suku bunga acuan sesuai skspektasi pasar. Saham-saham yang diuntungkan pemangkasan suku bunga acuan tersebut serentak langsung menanjak.

Misalnya, Wall Mart meroket 0,82 persen, JP Morgan surplus 0,83 persen, dan American Express melambung 2,74 persen. Lompatan saham-saham itu, sukses menjadi penopang penguatan Dow Jones. Di sisi lain, aksi ambil untung investor pada saham-saham yang telah mengalami penguatan signifikan terus berlanjut.

Misalnya, Nvidia anjlok 2,62 persen, Oracle drop 1,71 persen, Palantir melorot 1,13 persen, dan Broadcomm merosot 3,84 persen memaksa S&P 500 dan Nasdaq harus berakhir di zona merah. Setelah melakukan rapat selama dua hari, The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan 25 bps menjadi 4,25 persen.

Bahkan The Fed memberi sinyal akan ada pemangkasan suku bunga sebanyak dua kali lagi di sisa akhir tahun ini. The Fed tahun depan memberi sinyal hanya akan ada pemangkasan suku bunga acuan satu kali, lebih sedikit dari ekspektasi yang mengharapka akan ada dua hingga tiga kali pemangkasan suku bunga acuan.

Koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street, dan harga sebagian besar komoditas turun diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berpeluang menjadi sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG).

So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Kamis, 18 September 2025, indeks akan menyusuri kisaran support 7.960-7.895, dan resistance 8.090-8.155. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor menjala saham BBTN, BBNI, BMRI, PWON, CTRA, dan MBMA. (*)