EmitenNews.com - Manajemen PT Gudang Garam (GGRM) bakal menyerap modal baru PT Surya Dhoho Investama (SDHI) 1 juta lembar. Caranya, dengan penyetoran tambahan modal perseroan Rp1 triliun. Dengan begitu, modal ditempatkan dan modal disetor penuh SDHI semula Rp4 triliun bertambah menjadi Rp5 triliun. 


Modal dasar SDHI saat ini berjumlah Rp5 triliun juga akan di tingkatkan menjadi Rp8 triliun. Perubahan jumlah modal SDHI itu, di atas akan tertuang dalam kata perubahan anggaran dasar SDHI sesuai keputaan Rapat Umum Pemegang Saham SDHI. 


Penyetoran modal ditempatkan dan modal disetor tersebut akan dilakukan secara bertahap sepanjang tahun ini. Dan, penyetoran tahap awal dilakukan pada Rabu (3/3). ”PT Surya Dhoho Investama (SDHI), perusahaan terkendali dan afiliasi perseroan yang sahamnya di dimiliki secara langsung 99,99 persen,” tutur Heru Budiman, Sekertaris Perusahaan GGRM, kepada BEI, Senin (1/3).


Laporan Transaksi Aftasi ini dibuat sehubungan dengan rencana Transaksi Afiliasi antara perseroan dan SDHI, yaitu rencana pengambilan saham-saham baru dikeluarkan SDHI sejumlah 1 juta lembar saham. Nah, penambahan modal atau pengambilan saham saham baru oleh perseroan pada SDHI termasuk salah satu transaksi afiliasi yang wajib dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebagaimana dimaksud dalarn ketentuan Pasal 6 ayat 2 POJK 42. 


Objek Transaksi Afiliasi adalah saham sejumlah 1 juta lembar akan dikeluarkan SDHI dan diambil seluruhnya perseroan dengan penyetoran tambahan modal ditempatkan dan disetor pada SDHI sebesar Rp1 triliun. Pertimbangan dan alasan dilakukannya Transaksi Rencana Transaksi Afiliasi bertujuan meningkatkan modal SDHI tersebut, dilakukan untuk mendukung kelanjutan proses pembangunan Bandar Udara Terpadu di Kediri, Jawa Timur (Jatim), dibangun perseroan melalui SDHI.


Sementara GGRM segera mengoperasikan Bandara Dhoho Kediri. Saat ini, progress pembangunan bandara itu, sudah mencapai 35 persen. Proyek masuk Peraturan Presiden Nomor 109/2020 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN) segera membuahkan hasil. ”Percepatan bisa membuahkan hasil,” tutur Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Novie Riyanto.

  

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tidak cukup untuk membangun bandara baru. Lalu PT Gudang Garam International, mengakselerasi pembangunan proyek tersebut. Sebagai kontraktor, PT PP Presisi (PPRE) menyebut progress pembangunan Bandara Dhoho, dipatok rampung April 2022. ”Pekerjaan site clearance earthwork & diversion serta drainage bagian tahap pertama bandara Dhoho Kediri dan pekerjaan penting tahap berikutnya,” kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (5/2/2021).


PPRE mengincar tambahan pekerjaan pembangunan runway Bandara Dhoho Kediri dan jalan tol mengintegrasikan bandara dengan kota-kota kawasan Selingkar Wilis. Meliputi Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Madiun, dan Ponorogo. Nilai kontrak pekerjaan tahap pertama proyek konsorsium pimpinan Lancar Jaya Mandiri (anak usaha PPRE) Rp1,9 triliun. ”Bandara ini, dapat menambah lebih dari lima juta penumpang,” tegas Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso.


PPRE telah menandatangani Letter of Acceptance pada 29 November 2019 untuk pembangunan bandara baru di Kediri, Jawa Timur. Penandatanganan dilakukan antara PT Surya Dhoho Investama dan Konsorsium Lancarjaya Mandiri Abadi. (Rizki)