EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,87 persen menjadi 7.484. Pelemahan lanjutan itu, antara lain dipicu profit taking, kinerja keuangan beberapa emiten mengalami penurunan, dan kondisi teknikal. 

Saham sektor infrastruktur mengalami penurunan terbesar, dan saham sektor noncyclical mencatatkan penguatan terbesar. Secara teknikal, Stochastic RSI mengindikasikan bearish reversal disertai dengan tekanan volume jual meningkat. So, indeks berpotensi melanjutkan koreksi menguji support 7.400-7.470.

Investor domestik menanti data inflasi Juli 2025 menurut konsensus naik menjadi 2,24 persen YoY dari edisi Juni 2025 di level 1,87 persen YoY. Inflasi MoM diperkirakan naik menjadi 0,21 persen MoM dari sebelumnya 0,19 persen MoM. Data neraca perdagangan Juni 2025 ditaksir surplus USD3,55 miliar dari Mei 2025 sekitar USD4,3 miliar.

Pelaku pasar Amerika Serikat (AS) menanti data Nonfarm Payrolls Juli 2025 diperkirakan terjadi penyerapan tenaga kerja 110 ribu, turun dari periode Juni 2025 di kisaran 147 ribu. Sedang Unemployment Rate Juli 2025 diprediksi naik menjadi 4,2 persen dari Juni 2025 di level 4,1 persen. 

Selain itu, akan dirilis indeks ISM Manufacturing PMI Juli 2025 diperkirakan sedikit naik di level 49.5 dari 49 dari posisi Juni 2025. Investor Eropa akan mencermati inflasi Juli 2025 Euro Area diptaksir turun menjadi 1,9 persen YoY dari posisi Juni 2025 di level 2 persen YoY.

Berdasar data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi Sejumlah saham berikut. Yaitu, Pantai Indah Kapuk Dua (PANI), Mitra Adiperkasa (MAPI), Map Aktif Adiperkasa (MAPA), Sumber Alfaria (AMRT), dan Indocement (INTP). (*)