Masuk ke babak semifinal, yang harus mereka lawan adalah unggulan pertama dan peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Inilah lawan terberat. Menghadapi senior di pelatnas itu, memberikan tantangan berbeda, apalagi lawan lebih berpengalaman.
Dengan semangat pantang menyerah, Bagas/Fikri merebut gim pertama, tetapi kehilangan gim kedua. Lalu, memastikan tiket final di gim penentuan dengan 22-20, 13-21, dan 21-16. Di final, seperti diketahui, mereka sukses mengalahkan senior lainnya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Dengan menjadi juara All England 2022, kepercayaan diri Bagas/Fikri tentu lebih baik lagi. Bukan apa-apa. Praktis baru tahun lalu mereka benar-benar bertarung di level top. Sebelumnya, mereka hanya bermain di turnamen BWF World Tour Super 300 pada 2020.
Nah, baru pada 2021, Bagas/Fikri naik level. Mereka bisa tampil dalam sejumlah turnamen seperti Super 500 (German Open), Super 750 (Indonesia Masters), dan Super 1000 (Yonex & Toyota Thailand Open, Denmark Open, Indonesia Open). Hasil terbaik dari rangkaian turnamen itu adalah perempat final Denmark Open.
Titel terbesar yang pernah dimenangi Bagas/Fikri sebelumnya adalah Hyderabad Open 2019 yang merupakan turnamen level Super 100. Dalam tiga tahun terakhir, apa yang mereka capai, sedikit banyak menunjukkan seberapa jauh keduanya sudah melangkah. ***
Related News

Allianz & HSBC Luncurkan Solusi Pensiun dan Waris Lintas Generasi

Iter Aero Raih Sertifikasi DOA, Siap Komersialisasi Drone IA-25

BNI Apresiasi Skuad Muda RI di BWF World Junior Championship 2025

Kunjungi Tanjung Lesung, Sandiaga Uno Liburan Sambil Bagi Ilmu UMKM

BRI Gaspol Dukung MotoGP Mandalika, Indonesia Kian Mendunia!

Manulife Syariah Genjot Literasi Keuangan Dokter Haji