EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi mayoritas menguat tipis. Itu seiring laporan kinerja keuangan emiten tidak seragam pada kuartal kedua tahun ini, dan saham produsen Chip tertekan. 

Emiten sektor kesehatan, IQVIA ditutup menguat signifikan 17,88 persen, dan memicu kenaikan saham sektor kesehatan lainnya seperti Amgen 3,32 persen, dan Merk 2,90 persen paska melaporkan laba bersih kwartal kedua 2025 lebih baik dari ekspektasi. 

Di sisi lain, emiten alat pertahanan dan rokok yaitu Lockheed Martin anjlok 10,81 persen, dan Philips Morris terkoreksi 8,43 persen setelah melaporkan pendapatan lebih rendah dari perkiraan. Emiten produsen Chip seperti Broadcom melorot 3,34 persen, Nvidia susut 2,54 persen, dan Taiwan Semikonductor Manufacturing terkoreksi 1,78 persen.

Itu menyusul laporan Wall Street Journal kalau SoftBank dan OpenAI mengalami kesulitan pendanaan untuk proyek AI senilai USD500 miliar sehingga proyek tersebut akan diperkecil dalam waktu dekat. Nah, penguatan mayoritas indeks bursa Wall Street diprediksi menjadi sentimen positif pasar. 

Sementara itu, kembali adanya aksi jual investor asing, dan posisi indeks sudah overbought berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.270-7.195, dan resistabce 7.420-7.495.

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Sido Muncul (SIDO), Telkom (TLKM), Unilever (UNVR), AKR Corporindo (AKRA), Alamtri (ADRO), dan Adaro Mineral (ADMR). (*)