Astra International (ASII) Raup Laba Bersih Rp14,97 Triliun, Berikut Pemantiknya
EmitenNews.com - PT Astra International (ASII) sepanjang kuartal III-2021 mencatat pendapatan Rp167,4 triliun. Menanjak 28 persen dari periode sama tahun lalu Rp130,34 triliun. Laba bersih terkumpul Rp14,97 triliun, tumbuh tujuh persen dari periode sama tahun lalu Rp14,03 triliun.
Laba bersih per saham surplus tujuh persen menjadi Rp370 per lembar dari periode sama tahun lalu Rp347 per lembar. Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp131,14 triliun dari periode sama tahun lalu Rp101,04 triliun. Laba bruto naik 23,7 persen menjadi Rp36,25 triliun dari periode sama tahun lalu Rp29,30 triliun.
Beban penjualan turun ke posisi Rp7,40 triliun dari periode sama tahun lalu Rp8,43 triliun. Hanya, beban umum dan administrasi naik menjadi Rp10,56 triliun, dari periode sama tahun lalu sejumlah Rp10,11 triliun. Perseroan mencatat bagian atas hasil bersih ventura bersama naik menjadi Rp3,69 triliun dari periode sama tahun lalu Rp1,72 triliun. Bagian atas hasil bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp935 miliar dari periode sama tahun lalu Rp356 miliar.
Nilai aset bersih per saham sebesar Rp4.114 meningkat tujuh persen dibandingkan 31 Desember 2020. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup, mencapai Rp25,5 triliun dibandingkan akhir 2020 di level Rp7,3 triliun. Kalau volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat mengalami peningkatan. Utang bersih anak perusahaan divisi jasa keuangan Grup sedikit meningkat dari Rp39,2 triliun pada akhir tahun 2020 menjadi Rp39,3 triliun pada 30 September 2021.
Manajemen Astra International mengungkapkan laba bersih per saham naik 84 persen tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata. Selain itu, bisnis Otomotif membaik secara signifikan, dengan penjualan mobil naik 79 persen dan penjualan sepeda motor naik 26 persen.
Grup Astra juga diuntungkan peningkatan harga komoditas. Dengan begitu, posisi neraca keuangan, dan pendanaan kuat ”Meski ada sejumlah ketidakpastian dengan situasi makroekonomi akibat pandemi, kinerja positif memberi optimisme terhadap sisa akhir tahun ini,” tutur Djony Bunarto Tjondro, Presiden Direktur Astra International, Kamis (28/10).
Laba bersih divisi otomotif naik 207 persen menjadi Rp5,5 triliun. Penjualan mobil Astra naik 79 persen menjadi 344 ribu unit, dengan pangsa pasar meningkat 55 persen dari periode sama tahun lalu 52 persen. Penjualan sepeda motor secara nasional naik 31 persen menjadi 3,8 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda Astra naik 26 persen menjadi 2,9 juta unit.
Bisnis komponen otomotif melalui PT Astra Otoparts (AUTO) mencatat laba bersih Rp446 miliar dibanding periode sama tahun lalu dengan rugi bersih Rp243 miliar. Selain itu, laba bersih dari divisi agribisnis meningkat 152 persen menjadi Rp1,2 triliun, terutama disebabkan peningkatan harga minyak kelapa sawit.
PT Astra Agro Lestari (AALI) membukukan laba bersih naik 152 persen menjadi Rp1,5 triliun. Harga minyak kelapa sawit meningkat 31 persen menjadi Rp10.699 per kilogram (kg). Volume penjualan minyak kelapa sawit, dan produk turunan stabil 1,5 juta ton.
Selain itu, laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi naik 51 persen menjadi Rp4,7 triliun, disebabkan peningkatan penjualan alat berat Komatsu dan menguatnya harga batu bara. Laba bersih divisi jasa keuangan meningkat 23 persen menjadi Rp3,4 triliun, akibat lompatan kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan asuransi umum.
Divisi infrastruktur dan logistik mencatat laba bersih Rp98 miliar, dibanding periode sama tahun lalu rugi bersih Rp59 miliar, terutama akibat peningkatan kinerja bisnis jalan tol, dan PT Serasi Autoraya (SERA). Laba bersih divisi teknologi informasi, Astra Graphia (ASGR), naik 8 persen menjadi Rp28 miliar, tersebab penurunan biaya operasional, dan pendapatan bunga lebih tinggi.
Meski pendapatan bisnis solusi dokumen, dan layanan kantor tercatat lebih rendah. Laba bersih divisi properti meningkat 52 persen menjadi Rp131 miliar, terutama karena tingkat hunian lebih tinggi, dan biaya operasional lebih rendah Menara Astra. (*)
Related News
Ngutang Bank Ina, Entitas BIPP Jaminkan Aset Rp74 MiliarĀ
Warga Korsel Boyong 1,44 Juta Saham INOV, Intip Lengkapnya
Usai Dirut, Dekom Pecat Direktur Sejahtera Bintang Abadi (SBAT)
Tambah Muatan, Komisaris Ini Jala 2,7 Juta Saham CRAB Rp260 per Lembar
Perkuat Modal, BNGA Injeksi Entitas Djarum Group (TOWR) Rp2 Triliun
Izin Investor, Emiten Sri Tahir (SRAJ) Jajakan Surat Utang Rp1,89 T