EmitenNews.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim, BJTM) dalam perhelatan Public Expose LIVE, Kamis (11/9) BJTM mencatat kinerja sepanjang kuartal II 2025, dengan membukukan laba bersih konsolidasi Rp811 miliar, tumbuh 30,64% secara tahunan (YoY) dan aset konsolidasi mencapai Rp118,15 triliun atau naik 16,71% YoY. Sementara itu, laba bersih individu Bank Jatim tercatat Rp703 miliar, meningkat 13,26% YoY.

Direktur Bisnis Menengah, Korporasi & Jaringan Bank Jatim, Arif Suhirman, menyampaikan bahwa fokus perseroan di sisa 2025 diarahkan pada tiga sasaran utama yakni, peningkatan kualitas aset dan liabilitas, pendalaman ekosistem digital, serta peningkatan skala bisnis. 

“Kami menekankan pertumbuhan bisnis yang berfokus pada kualitas aset yang baik dan dana yang berkelanjutan. Penyaluran kredit tetap selektif dan prudent,” ujar Arif dalam agenda Public Expose LIVE, Kamis (11/9).

Bank Jatim juga memanfaatkan sinergi melalui pola Kelompok Usaha Bank (KUB) yang dimulai sejak 2024. Arif menjelaskan, dari KUB yang telah terbentuk, perseroan menargetkan konsolidasi aset hingga Rp169 triliun. 

“Lebih penting dari sekadar pertumbuhan aset adalah transfer knowledge dan sinergi ekosistem antar-bank anggota KUB. Dari lima KUB yang direncanakan, kami melihat potensi besar untuk memperkuat modal, bisnis, dan aspek pendukung secara bersama-sama,” ungkapnya.

Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit individu Bank Jatim tumbuh 15,91% YoY dengan komposisi kredit konsumtif Rp35,79 triliun (+12,75% YoY) dan kredit produktif Rp31,51 triliun (+19,71% YoY). 

Peningkatan ini didukung optimalisasi workforce, monitoring berkala, serta perluasan jaringan. Hingga Juni 2025, Bank Jatim memiliki 14.008 Agen Jatim yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan penyaluran kredit melalui metode referral.

Kondisi likuiditas turut menjadi sorotan, di mana Transfer Keuangan Daerah (TKD) masih menyumbang sekitar 60% terhadap total keuangan daerah yang dikelola perseroan. 

“Jika ada penurunan alokasi TKD, tentu akan berpengaruh. Namun, kontribusi TKD terhadap total DPK Bank Jatim hanya sekitar 26,8%. Kami telah menyiapkan strategi memperkuat DPK melalui ekosistem digital dan captive partner system, mulai dari badan usaha milik daerah hingga institusi pendidikan dan layanan kesehatan,” jelas Arif.

Melalui brand digital JConnect, utilitas transaksi terus meningkat sejalan dengan transformasi layanan perbankan digital. Bank Jatim juga memperluas sinergi dengan pemerintah daerah untuk memperkuat pipeline DPK sekaligus meningkatkan market share. 

Di luar aspek bisnis, perseroan menegaskan komitmen terhadap keberlanjutan dengan penyaluran kredit hijau senilai Rp5,65 triliun di 2024 dan program CSR di bidang pendidikan, kesehatan, budaya, dan sosial.