EmitenNews.com - Di tengah tingginya ketidakpastian perekonomian global sebagai dampak kebijakan tarif saat ini, respons kebijakan bank sentral dituntut untuk proaktif dan forward looking.

Dalam konteks ini, Executives' Meeting of East Asia Pacific Central Banks (EMEAP) berperan strategis dalam memperkuat sinergi lintas kawasan melalui tiga agenda utama, yaitu penguatan integrasi perdagangan kawasan, jaring pengaman keuangan regional, dan memperluas konektivitas sistem pembayaran serta keuangan melalui inisiatif pembayaran antarnegara dan transaksi mata uang lokal.

Demikian fokus utama pertemuan gubernur bank sentral negara anggota EMEAP ke-30 di Bangkok, Thailand, sebagaimana disampaikan Direktur Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melalui keterangan resminya (22/7).

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung menyampaikan perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan dan keseimbangan eksternal yang terjaga meski dihadapkan pada tantangan fragmentasi geoekonomi global.

Dalam pertemuan ini, turut dibahas beberapa tantangan utama yang dihadapi kawasan diantaranya peningkatan ketegangan geopolitik, perkembangan dinamika inflasi, percepatan digitalisasi dan adopsi kecerdasan buatan; serta peningkatan ancaman iklim dan lingkungan.

Para gubernur bank sentral EMEAP sepakat menginisiasi optimalisasi mekanisme kerja EMEAP dalam memperkuat stabilitas dan ketahanan kawasan. EMEAP juga akan mendukung perkembangan inisiatif di area pasar keuangan, pengawasan dan resolusi perbankan, sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan, dan digitalisasi.

Sementara untuk menghadapi dinamika inflasi yang berasal dari sisi penawaran, para gubernur melihat pentingnya penguatan komunikasi kebijakan guna menjaga kredibilitas dan ekspektasi dalam mewujudkan stabilitas. Lebih lanjut, pertemuan Gubernur EMEAP ke-31 akan diselenggarakan pada tahun 2026 di Singapura.(*)