EmitenNews.com - Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna, memastikan bahwa BEI telah menyiapkan sejumlah skenario dan kajian dampak terkait wacana kenaikan batas minimum porsi saham bagi publik atau free float yang tengah dikaji Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan akan dibahas pada kuartal IV-2025.

“BEI melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan free float dan tidak hanya berfokus di aspek persyaratan minimum free float saja, tetapi juga dengan berupaya memperbanyak jumlah IPO skala besar yang akan mendukung secara langsung nilai total kapitalisasi free float di BEI,” ujar Nyoman kepada Wartawan, Senin (13/10/2025).

Ia menjelaskan, kajian BEI kali ini menyasar penyesuaian regulasi pencatatan saham, termasuk ketentuan free float, dengan mempertimbangkan dua sisi yakni, kondisi di mana perusahaan tercatat dan kemampuan investor.

“Setiap kebijakan mengenai free float harus memperhatikan dari dua sisi tersebut demi terciptanya keseimbangan pasar dan likuiditas yang baik,” katanya.

Menurut Nyoman, BEI juga telah melakukan simulasi terhadap beberapa skenario penyesuaian untuk menghitung potensi dampak pada perusahaan tercatat dan nilai tambahan likuiditas yang perlu diserap investor. 

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, nantinya usulan penyesuaian akan dirancang agar dapat mereduksi efek dan positif bagi pasar dengan periode transisi yang cukup bagi emiten.

Selain skenario itu, BEI juga melakukan peningkatan free float melalui sosialisasi, pemantauan berkala, penerapan notasi khusus “X” dan penempatan di papan pemantauan bagi emiten dengan free float di bawah 5%, serta pengiriman pengingat berkala kepada perusahaan tercatat.

Sementara itu, melansir Kontan bahwa saat sebelumnya, OJK pun sedang mempertimbangkan usulan dua skema perubahan: 

Pertama, pengaturan free float minimum bagi emiten IPO berdasarkan kapitalisasi pasar (20% untuk market cap di bawah Rp5 triliun; 15% untuk Rp5–50 triliun; dan 10% untuk di atas Rp50 triliun). 

Kedua, peningkatan free float minimum bagi emiten yang sudah tercatat dari 7,5% menjadi 10% dalam tiga tahun ke depan, dengan evaluasi berkala untuk kemungkinan peningkatan bertahap.

Pada intinya, BEI berharap kebijakan free float baru nantinya dapat meningkatkan likuiditas dan memperkuat struktur pasar modal tanpa membebani emiten kecil.