EmitenNews.com - Direktur PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), Harry Gusti Utama telah membeli saham BRIS pada 4 Maret 2025. Pembelian saham itu untuk investasi dengan kepemilikan saham langsung.    

Dalam keterangan tertulisnya yang dirilis pada Selasa (18/3/2025), Harry Gusti menyampaikan bahwa telah membeli sebanyak 20.000 lembar saham BRIS di harga Rp2.500 per lembar.

"Tujuan dari transaksi ini adalah untuk Investasi dengan kepemilikan saham langsung," tutur Harry Gusti Utama.

Setelah transaksi ini maka kepemilikan saham Harry Gusti Utama di BRIS menjadi 20.000 lembar. Bandingkan dengan sebelumnya sang direktur tidak memiliki koleksi saham, atau sebanyak 0 lembar BRIS.

Sebelumnya, 13 Februari 2025, pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idAAA dengan prospek stabil Bank Syariah Indonesia (BRIS). Peringkat itu, juga menegaskan peringkat idAAA Sukuk Mudharabah Berlandaskan Keberlanjutan Berkelanjutan I Bank BSI Tahun 2024, dan peringkat idAA(sy) Sukuk Mudharabah Subordinasi Jangka Menengah BSI Tahun 2023.

Peringkat perusahaan terutama dipengaruhi kemungkinan sangat kuat dukungan Bank Mandiri (BMRI) sebagai induk usaha. Selain profil kredit berdiri sendiri, mencerminkan posisi sangat kuat segmen perbankan syariah, permodalan sangat kuat, likuiditas, dan fleksibilitas keuangan sangat kuat.

Namun, sebagian dibatasi tingkat persaingan ketat, dan kondisi makroekonomi menantang. Peringkat dapat diturunkan kalau ada penurunan dukungan induk usaha. Itu dapat diindikasikan dari penurunan signifikan atas kepemilikan saham atau kontribusi Bank Syariah Indonesia ke induk usaha. 

Tindakan pemeringkatan terhadap induk usaha juga dapat memicu tindakan pemeringkatan serupa terhadap Bank BSI. Pada 31 Desember 2024, pemegang saham Bank BSI Pemerintah Indonesia, dengan mengemas satu lembar saham Seri A Dwiwarna, sedang saham Seri B dimiliki sejumlah bank. 

Komposisi kepemilikan saham Bank Syariah Indonesia, mayoritas di tangan Bank Mandiri (BMRI) yang mengemas 51,47 persen. Kemudian disusul Bank Negara Indonesia (BBNI) 23,24 persen, dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) 15,38 persen, serta publik 9,91 persen.

Sejauh ini, operasional Bank BSI didukung oleh 16.691 karyawan, 1.131 kantor, dan 2.756 ATM seluruh Indonesia. ***