EmitenNews.com - PT Waskita karya Tbk (WSKT) hingga kuartal I-2024 mengalami rugi bersih sebesar Rp939,55 miliar atau bengkak 151,06 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp374,93 miliar.

Sehingga, defisit atau akumulasi kerugian menukik 6,5 persen dibanding akhir tahun 2023 menyentuh Rp14,64 triliun pada akhir Maret 2024.

 

Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan Kamis (30/5) manajemen WSKT mengakui bahwa defisit tersebut dipicu dari beberapa proyek bermasalah yang memerlukan pendanaan dari utang, sehingga WSKT perlu melakukan restrukturisasi perjanjian utang, dan memasuki masa standstill dan pengaturan cash waterfall.

Pada saat yang sama, WSKT mengaku tengah menjalankan strategi keluar dari kemelut defisit tersebut seperti menyelesaikan proses restrukturisasi bersama dengan Konsultan Konsorsium dalam rangka mengatur kembali ketentuan-ketentuan yang ada dalam dokumen instrumen utang perbankan dan utang obligasi.

 

Langkah berikutnya, menghentikan pekerjaan proyek-proyek bermasalah sampai diperoleh kejelasan atas keberlanjutan dan kelayakan proyek tersebut untuk menghindari kerugian lebih lanjut.

Lalu, mengajukan kepada Kantor Pajak permohonan penangguhan dan keringanan dalam penyelesaian kewajiban PPN ( Pajak Pertambahan Nilai) untuk periode 2022 dan 2023.

 

Namun demikian, Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho menyatakan kemampuan perseroan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan menghadapi tantangan eksternal bergantung pada kemampuan untuk menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban secara tepat waktu, serta kemampuan untuk menjalankan operasi yang menguntungkan di masa depan dan meningkatkan posisi keuangan.

“Asumsi kelangsungan usaha tunduk pada risiko dan ketidakpastian seperti yang dijelaskan di atas, sehingga ada kemungkinan bahwa perubahan keadaan yang merugikan dapat berdampak pada kelangsungan usaha WSKT. Jika perubahan keadaan tersebut terjadi, asumsi kelangsungan usaha Grup dapat berubah,” tulis Hanugroho dalam laporan keuangan kuartal I 2024 yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).