Selain itu, untuk program kluster usaha binaan ada Pengrajin Patung Komodo yang diketuai Saeh. Dia pun merupakan nasabah KUR BRI dengan akses plafon permodalan Rp50 juta dari BRI Unit Labuan Bajo. Saeh merupakan generasi ketiga dari keluarga pemahat handycraft asli Pulau Komodo. Saeh mengajak warga di sekitar Pulau Komodo hingga berjumlah 17 anggota untuk membentuk kelompok pembuatan patung dari bahan kayu waru.

 

Salah satu upaya yang dilakukan oleh BRI Labuan Bajo dalam mendukung pengrajin patung Komodo adalah dengan memasarkan hasil produksi Saeh dan kelompok usahanya di BRI Cafe?, serta melibatkan Saeh di pameran BRI. Saeh pun berharap BRI terus membantu lebih banyak pengrajin dalam penyediaan modal, juga memfasilitasi pemasaran produk. “BRI membantu saya mengembangkan usaha melalui KUR BRI sehingga saya bisa melalui masa pandemi saat sektor pariwisata terpuruk,” ujar Saeh.

 

BRI Café tersebut merupakan sinergi yang terjalin antara BRI dan Pegadaian sebagai bagian dari Holding UMi. Di BRI Cafe? terdapat money changer BRI dan The Gade Coffee & Gold dari Pegadaian. BRI Cafe? juga menyediakan spot untuk pemasaran produk UMKM yaitu dengan memajang beberapa cinderamata dan oleh-oleh khas Pulau Komodo dan Labuan Bajo.

 

Ke depan, perseroan akan terus memperkuat program-program tersebut sebagai penopang pertumbuhan BRI yang berkelanjutan. Dengan demikian, sustainability pertumbuhan bisnis BRI terjaga dan semakin kuat.