EmitenNews.com - Menghadapi tantangan multidimensi, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan pentingnya kerangka kebijakan ekonomi yang kuat dan kredibel, didukung dengan kerangka bauran kebijakan fiskal dan moneter yang kuat.


"Oleh karena itu, diperlukan kerangka yang sistematis untuk mengatur kebijakan ekonomi makro dan reformasi struktural untuk mengatasi tantangan yang timbul dari perubahan iklim, kerawanan pangan, hilirisasi dan digitalisasi," katanya dalam High Level Seminar: ASEAN Matters, Epicentrum of Growth di Gedung Bank Indonesia, Jakarta (6/3).


Terkait hal ini, Perry Warjiyo menggarisbawahi pentingnya pengembangan Local Currency Transactions (LCT) guna mendukung transaksi perdagangan lintas batas dan investasi di kawasan ASEAN.


Untuk mengakselerasi ekonomi digital, pemanfaatan digitalisasi untuk penguatan konektivitas pembayaran di kawasan ASEAN juga sangat penting untuk mendukung perekonomian dan mempromosikan inklusi keuangan di kawasan, contohnya pengembangan Regional Payment Connectivity untuk men?dukung pembayaran lintas batas.


"Namun, mitigasi risiko yang dapat timbul dari perkembangan digitalisasi seperti aset kripto juga perlu terus ?dilakukan, utamanya dari penguatan regulasi dan pengawasan, pemantauan implikasi terhadap nilai tukar, keberlanjutan adopsi standar internasional dan perlindungan konsumen," tandasnya.


Terkait transisi ekonomi berkelanjutan, Gubernur Perry dan Wamenkeu Suahasil Nazara yang hadir dalam seminar ini menekankan perlunya penguatan kerjasama kawasan untuk mendorong instrumen keuangan hijau sebagai prioritas utama. Oleh karena itu, ASEAN perlu mendorong diskusi roadmap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs).


Dengan adanya kolaborasi yang kuat antar negara ASEAN untuk terus memperkuat relevansi dan proses kerja di Jalur Ekonomi ASEAN, Gubernur BI dan Wamenkeu meyakini bahwa ekonomi ASEAN akan terus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia.


Seminar internasional ini merupakan side event dari Senior Level Committee (SLC) yang merupakan rangkaian dari sidang Keketuan ASEAN Indonesia 2023.


Sesi kedua seminar menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, Deputy Managing Director (DMD) Monetary Authority of Singapore Leong Sing Chiong, Deputi Gubernur Bank of Laos Vathana Dalaloy, dan Asisten Gubernur Bank of Thailand Chayawadee Chai-anant.


Dalam diskusi mengemuka pengalaman dan strategi ASEAN dalam menghadapi ketidakpastian global financial market, salah satunya dengan memanfaatkan policy mix (kebijakan moneter, fiskal, manajemen aliran modal, kebijakan makroprudensial dan nilai tukar).(*)