EmitenNews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimis kinerja subsektor minyak dan gas bumi (migas) akan semakin membaik seiring membaiknya perekonomian nasional sehingga mampu memenuhi target investasi sebesar USD22,59 miliar di tahun 2022. Guna mencapai hal tesebut, pemerintah tengah berencana menyiapkan penawaran sebanyak 12 Wilayah Kerja (WK) migas di tahun depan.


"Kami optimis kegiatan usaha migas dapat terus membaik sehingga menargetkan investasi migas tahun 2022 sebesar USD22,59 miliar," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Alimuddin Baso mewakili Direktur Jendereal Migas dalam Konferensi Pers Update Kebijakan Capaian Kinerja Subsektor Migas Triwulan III Tahun 2021, Senin (25/10).


Dalam proses lelang tersebut menurutnya pemerintah memberikan fleksibitas kontrak kepada para investor migas sesuai Peraturan Menteri Nomor 12 Tahun 2020. Dengan begitu, investor bisa memilih bentuk kerja sama baik berupa gross split maupun cost recovery.


Selain itu, WK migas yang ditawarkan juga akan mempunyai hitungan pembagian split yang berbeda dari sebelumnya. Adapun semakin besar risiko yang dihadapi KKKS, maka bagian split KKKS juga akan semakin besar. "Ini diharapkan menarik investor dan membangkitkan kembali gairah iklim investasi hulu migas di Indonesia," ungkapnya.


Pada tahun ini, sebanyak 6 Wilayah Kerja (WK) Migas telah ditawarkan pada Lelang WK Migas Tahap I tanggal 17 Juni 2021 hingga triwulan III tahun 2021. Keenam WK migas tersebut terdiri dari empat WK melalui mekanisme penawaran langsung dan dua WK melalui lelang reguler, yaitu South CPP, Sumbagsel, Rangkas, Liman, Merangin III, dan North Kangean.


Guna menunjang realisasi investasi migas tersebut, Pemerintah optimis mampu mencapai target lifting migas. Berdasarkan hasil Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, target Lifting Migas tahun 2022 dipatok sebesar 703 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1.036 Million Barrel Oil Equivalent Per Day (MBOEPD), dengan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar USD63 per barel.


Pemerintah sendiri terus mengupayakan meningkatan serapan gas untuk kebutuhan dalam negeri di 2022. Rencananya, Ditjen Migas akan menargetkan pemanfaatan gas domestik dapat ditingkatkan ke angka 66%. "Kami akan terus berupaya menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tepat dan memantau pelaksanaan kebijakan tersebut melalui kerjasama lebih erat dengan stakeholder," tegas Alimuddin.


Alimuddin melanjutkan, terkait penyesuaian harga gas untuk industri tertentu dan kelistrikan dengan memberikan keterjangkauan harga pada konsumen terus dipantau sehingga diharapkan dapat memberikan multiplier effect yang lebih baik untuk tumbuhnya perekonomian nasional.


Pembangunan infrastruktur migas juga masih akan terus dilaksanakan. Sesuai dengan hasil Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, disepakati pembangunan jargas di tahun 2022 ditargetkan sebanyak 40.000 sambungan rumah. Sementara kegiatan pendistribusian Konkit Nelayan ditargetkan sebanyak 30.000 paket dan Konkit Petani sebanyak 30.000 paket.


Di samping itu, tahun 2022 akan menjadi penanda dimulainya kegiatan pembangunan Pipa Transmisi Ruas Semarang - Batang sebagai bagian dari ruas Cirebon - Semarang.(fj)