EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan porsi pembiayaan infrastruktur sebesar Rp13 triliun atau sekitar 8 persen dari total portofolio pembiayaan BSI hingga Oktober 2021. BSI banyak terlibat pada proyek-proyek konstruksi sipil, jalan tol, kelistrikan, pelabuhan, bandara, dan lain sebagainya.


"Sampai Oktober 2021, Bank Syariah Indonesia memiliki portofolio di pembiayaan infrastruktur lebih dari Rp13 triliun. Ini angka yang relatif besar kalau kita hadapkan dengan total eksposur pembiayaan kami pada posisi yang sama di angka Rp163 triliun," ujar Wholesale & Transaction Banking Director BSI Kusman Yandi dalam seminar daring di Jakarta, Rabu (24/11/2021).


Kusman Yandi mengatakan BSI banyak terlibat pada proyek-proyek konstruksi sipil, antara lain untuk jalan tol, dengan keterlibatan BSI di lebih dari tujuh ruas jalan tol serta angka limit lebih dari Rp5,3 triliun.


"Kami juga banyak masuk untuk sektor membiayai proyek-proyek kelistrikan, apakah itu capex-nya PLN maupun proyek-proyek Independent Power Producer (IPP) atau produsen listrik nasional milik swasta," katanya.


BSI juga masuk ke proyek bandara, khususnya di PT Angkasa Pura I. BSI masuk juga ke sektor pelabuhan, khususnya di PT Pelindo I sebelum proses merger Pelindo. Pada tahun 2021, BSI sudah menyetujui pembiayaan bagi lima proyek infrastruktur. Empat di antaranya berskema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan total limit Rp1,8 triliun.


Ke depan BSI melihat 2020-2024, ada funding gap untuk pendanaan pembangunan infrastruktur yang cukup besar, pada kisaran angka Rp6.445 triliun. Sedangkan kapasitas APBN hanya mampu menyediakan di angka Rp2.385 triliun.


Dengan demikian, terdapat funding gap yang relatif besar Rp4.060 triliun atau 63 persen dari total kebutuhan, yang tersebar di beberapa kelompok proyek seperti infrastruktur pelayanan dasar, infrastruktur ekonomi, infrastruktur perkotaan, dan energi serta ketenagalistrikan. ***