Bulan Pembiayaan Syariah 2023, BI Sodorkan Tiga Fokus Penguatan Tingkatkan Pangsa Pasar
Pembukaan Bulan Pembiayaan Syariah 2023 di Jakarta, Senin, 2 Oktober 2023. dok. BI.
EmitenNews.com - Pemerintah terus mendorong pembiayaan syariah. Ekonomi dan keuangan syariah turut berkontribusi dalam mengakselerasi momentum pemulihan ekonomi nasional. Dukungan pembiayaan syariah, mencakup pembiayaan perbankan dan nonperbankan syariah perlu terus didorong dengan skala lebih besar utamanya kepada pelaku usaha. Dalam penyelenggaraan Bulan Pembiayaan Syariah 2023, dibahas sedikitnya ada tiga fokus penguatan untuk meningkatkan pangsa pasar keuangan syariah.
Siaran pers Bank Indonesia, Senin (2/10/2023) memaparkan, sebagai wujud komitmen tersebut, Bank Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) 2023. Acara ini diselenggarakan untuk memacu peningkatan pembiayaan komersial dan sosial syariah di Indonesia.
Pembukaan acara bertema Mendorong Peningkatan Pembiayaan Syariah melalui Inovasi Produk Keuangan Syariah untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan, pada Senin (2/10/2023) di Jakarta. Kegiatan ini bagian dari rangkaian penyelenggaraan Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung dalam pidato pembukaannya menekankan bahwa peran pembiayaan syariah semakin penting untuk mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global yang meningkat. Terdapat 3 fokus penguatan yang perlu dikembangkan guna meningkatkan pangsa keuangan syariah.
Pertama, inovasi khususnya yang menyangkut inovasi kebijakan, maupun instrumen pendanaan, dan pembiayaan syariah. Dari sisi kebijakan yang menyentuh real sector based financing, BI mendorong inovasi kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) dan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM), baik untuk perbankan konvensional maupun syariah.
Tingkatkan kualitas layanan
Kedua, digitalisasi. Saat ini BI bersama Kemenag, KNEKS, BAZNAS dan BWI menginisiasi platform digital pengelolaan ZISWAF yang terintegrasi sehingga meningkatkan kualitas layanan dan aksesibilitas untuk masyarakat, mampu meningkatkan pengumpulan ZISWAF, dan pada akhirnya mendorong kesejahteraan.
Ketiga, sinergi pengembangan ekonomi syariah bersama otoritas, KNEKS, dan lintas stakeholder diantaranya melalui program Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyampaikan Indonesia memiliki potensi sangat besar dalam pengembangan keuangan syariah. Momentum penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah harus menjadi agenda bersama seluruh pihak dengan mengedepankan prinsip kolaborasi. Ini merupakan kunci pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia dan juga di kancah global.
Related News
Eastspring Luncurkan Reksa Dana Indeks ESG Berbasis KEHATI
OJK Awasi Ketat Pinjol KoinP2P, Ini Alasannya
Pendapatan dan Laba JSPT Kompak Menguat per September 2024
IDX Gelar Ring the Bell for Climate & Closing Ceremony
IHSG Turun Tipis di Sesi I, ISAT, TLKM, ESSA Top Losers LQ45
Hasil Survei, BI Tangkap Sinyal Penghasilan Warga Bali Tumbuh Positif