Cegah Malnutrisi dan Stunting, BRIN Kembangkan Teknologi Produksi Hidrolisat Kedelai
Kampanye cegah stunting. dok. Pikiran Rakyat.
EmitenNews.com - Kabar baik dihembuskan oleh Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Lembaga ini mengembangkan teknologi produksi hidrolisat kedelai untuk meningkatkan ketersediaan zat besi pada asupan makanan. Hasil riset ini diniatkan untuk dapat mencegah malnutrisi, anemia, dan kekerdilan (stunting).
"Dasar dari riset ini yang pertama adalah bagaimana keseimbangan besi dalam tubuh dikontrol melalui penyerapan," kata perekayasa ahli utama Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN Noer Laily dalam Webinar Talk to Scientists Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi secara virtual dari Jakarta, Selasa (9/8/2022).
Sebanyak 90 persen kebutuhan besi dalam tubuh berasal dari luar, sehingga terjadi kehilangan besi, terutama saat menstruasi, kehamilan, dan pertumbuhan pada bayi, anak, serta remaja. Untuk itu, diperlukan penambahan zat besi dari asupan makanan.
Lebih dari 50 persen kasus anemia disebabkan rendahnya ketersediaan dari zat besi yang dikonsumsi. Remaja perempuan yang menderita anemia berisiko melahirkan bayi dengan kekerdilan. Stunting merupakan gagal pertumbuhan pada bayi atau anak di mana tinggi badan terlalu rendah atau tidak sesuai dengan perbandingan usia.
"Hidrolisat kedelai ini merupakan ingredient (bahan/unsur) yang bisa diformulasikan ke dalam berbagai macam produk untuk mencegah malnutrisi, mencegah anemia dan stunting," ujar Noer Laily. ***
Related News
Indonesia, Tantangan Pemberantasan Korupsi Butuh Komitmen Pemerintah
Dari CEO Forum Inggris, Presiden Raih Komitmen Investasi USD8,5 Miliar
Menteri LH Ungkap Indonesia Mulai Perdagangan Karbon Awal 2025
Polda Dalami Kasus Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan