EmitenNews.com -Setelah mengalami lonjakan signifikan selama enam bulan terakhir, saham emiten infrastruktur teknologi PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) melonjak hingga 98,50 persen sejak pertengahan April hingga penutupan Jumat pekan lalu 4 Oktober 2024 dengan harga terakhir di level 264 per helai saham. 

Bahkan saham WIFI sepanjang tahun ini sempat menyentuh level tertinggi di 306 per lembar pada perdagangan Selasa 20 Agustus 2024. Lonjakan saham WIFI tak begitu saja terjadi, dalam beberapa kesempatan emiten dengan brand Surge ini memang giat melakukan ekspansi melalui berbagai kerjasama bisnis dengan berbagai mitra strategis seperti entitas PLN hingga perusahaan dari Adik dari Presiden terpilih Prabowo Subianto yaitu Hashim Djojohadikusumo Arsari Group melalui PT Arsari Sentra Data dan juga NTT e-Asia Corporation perusahaan asal Jepang untuk mengambangkan internet murah. 

Lonjakan saham WIFI turut menyita perhatian pengamat pasar modal yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Utama BEI yaitu Hasan Zein Mahmud.

Dalam unggahan di media sosialnya, Hasan menuliskan bahwa Dia yang saat ini telah menjadi investor saham memiliki mulai mengoleksi saham WFI dengan berbagai alasan.

“Pada rentang harga 270 - 278 saya mulai memasukkan WIFI (PT. Solusi Sinergi Digital Tbk.) ke dalam portfolio saya. Dalam penerawangan saya, harga sahamnya murah dan perusahaan nya prospektif,” tulis Hasan dalam media sosialnya.

Hasan juga menyebut, bahwa Dia masih punya MTEL yang tak kunjung kembali ke harga IPO (hehehe). Noisy di media, lamban di kenerja (tralala, trilili). Saya melihat skala kecil WIFI sebagai keunggulan. Segmen yang dilayani WIFI juga lebih luas dan variatif ketimbang MTEL. Komparatif dan kompetitif.

Saya tak banyak paham teknologi komunikasi, internet, digitalisasi iklan, aplikasi pemesanan tiket dan semacamnya. Dari hasil mengamati laporan perusahaan, secara intuitif, saya melihat beberapa keunggulan utama perusahaan

Pertama, kerjasama win-win dengan KAI dan JSMR mengantarkan WIFI memiliki infrastruktur yang memungkinkan perusahaan menawarkan koneksi internet paling murah. Di tanah air dan regional ASEAN 

Kedua, seperti diklaim perusahaan, 80% rumah tangga di Jawa, berada dekat dengan jalur kereta api, tol dan jalan raya. Gudang gudang perusahaan, hampir bisa dipastikan akan berlokasi dekat dengan sarana transportasi.

Ketiga, penetrasi fixed broadband Indonesia masih merupakan yang paling rendah di ASEAN (15%). Bandingkan dengan Singapura yang mendekati 100% dan Thailand (60%).

Keempat, kontrak perusahaan dengan para mitra umumnya merupakan kontrak jangka panjang. Kontrak kerjasama dengan KAI, misalnya, dimulai tahun 2015 (pada tahap awal terbatas pada penyediaan wifi gratis di stasiun), akan berakhir 2032 dan berpeluang besar diperpanjang. 

Laba 1H24 meningkat 878% dibanding periode yang sama tahun lalu. Laba satu semester 1 tahun 2024 melampaui laba setahun penuh 2023

“Menyimak keunggulan keunggulan seperti di atas, penerawangan Saya menyimpulkan bahwa trend positif itu berpeluang berlanjut pada periode periode mendatang,” tutup Hasan dalam unggahannya itu.