EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup menguat 0,16 persen menjadi 8.419. Secara teknikal, indeks membentuk candlestick shooting star. Mengindikasikan potensi pembalikan arah tren diiringi Stochastic RSI bergerak menuju pivot area. So, indeks berpotensi melemah.

Sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 21 November 2025, indeks akan mengitari area jelajah level support 8.350, dan posisi resistance 8.400. Neraca transaksi berjalan Indonesia surplus USD4,0 miliar alias 1,1 persen dari PDB kuartal III 2025 dari defisit USD2,7 miliar atau 0,8 persen dari PDB kuartal II edisi 2025. 

Itu merupakan surplus neraca transaksi berjalan pertama sejak kuartal pertama 2023, dan terbesar sejak kuartal III 2022, yang ditopang kenaikan ekspor nonmigas. Transaksi modal, dan finansial mencatat defisit USD8,1 miliar kuartal III 2025. So, neraca pembayaran Indonesia (NPI) defisit USD6,4 miliar kuartal III 2025.

Sedang posisi cadangan devisa September 2025 bertengger di kisaran USD148,7 miliar. Investor Inggris menanti rilis data retail sales Oktober 2025 diperkirakan melambat menjadi 0,1 persen MoM dari September 2025 di posisi 0,5 persen MoM. S&P Global Manufacturing PMI Flash Inggris November 2025 ditaksir turun ke levvel 49.5 dari Oktober 2025 di kisaran 49.7. 

Sedang HCOB Manufacturing PMI Flash Jerman edisi November 2025 diramal naik menjadi 50.1 dari Oktober 2025 di level 49.6. Indeks S&P Global Composite PMI Flash November 2025 diperkirakan turun menjadi 53.8 dari Oktober 2025 di posisi 54.6. Sedang Michigan Consumer Sentiment Final November 2025 diramal turun ke level 50.3 dari Oktober 2025 di kisaran 53.6.

Berdasar data dan faka tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para investor untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Gozco Plantation (GZCO), Solusi Sinergi alias Surge (WIFI), Indah Kiat (INKP), Multitrend Indo (BBYB), dan Medco Energi Internasional (MEDC). (*)