Dari Hobi Jadi Hoki, Cuan di Balik Bisnis Kartu Pokemon
Pokemon Trading Card Game) telah berevolusi dari hobi menjadi industri investasi serius yang perputarannya ditaksir sudah triliunan rupiah secara global.
Strategi penjualannya pun kini sangat digital. Selain marketplace besar seperti Blibli, aplikasi khusus seperti Hoopi menjadi krusial. Hoopi diminati karena memiliki fitur lelang dan verifikasi yang aman bagi komunitas.
Metode penjualan terpanas saat ini adalah Live Streaming. Penjual melakukan lelang kartu secara langsung, menciptakan ‘perang penawaran’ (bidding war) yang intens dan seringkali menjual kartu lebih mahal dari harga pasaran. Untuk membedakan kartu asli dan palsu relatif mudah.
“Dari fisiknya akan terlihat karena kalau palsu pasti kualitasnya jelek,” kata Dern Anthea. Untuk itulah, sejak beberapa bulan lalu, ia mulai serius berbisnis kartu Pokemon. Selain susah dipalsu, mudah untuk mengecek harga—bisa menggunakan app PriceCharting, segmennya juga masih luas dan jelas.
“Mereka para remaja kelas atas yang dengan mudah merogoh kocek belasan juta hingga ratusan juta,” timpal Edi Sutrisno yang sore itu menjadi asisten putrinya yang masih kelas 1 SMA.
Fenomena bisnis kartu Pokemon ini sejatinya bukanlah hal baru. Kartu ini pertama kali diluncurkan di Jepang pada Oktober 1996 oleh Media Factory. Hype global pertama meledak ketika Wizards of the Coast (produsen Magic: The Gathering) merilisnya untuk pasar Amerika Serikat pada Januari 1999. Inilah era ‘Base Set’ yang melahirkan kartu Charizard ikonik yang kini bernilai miliaran.
Setelah sempat meredup, hype kedua—yang jauh lebih besar dan berorientasi investasi—meledak sekitar tahun 2020-2021.
Kebangkitan ini dipicu oleh tiga faktor utama: pandemi COVID-19 (orang mencari hobi baru di rumah), Ulang Tahun Pokemon ke-25, dan aksi selebriti global seperti Logan Paul yang memamerkan koleksi dan membuka box bernilai miliaran di YouTube. Kombinasi inilah yang mengubah kartu Pokemon dari sekadar mainan anak-anak di tahun 90-an menjadi salah satu aset investasi alternatif paling menguntungkan—dan fluktuatif—di dekade ini. (BeeN). ***
Related News
Produksi Baterai HLI Power Karawang Cukupi 150 Ribu Mobil Listrik
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Masih Berjalan, Ini Harapan Indonesia
JK Pertanyakan Kehadiran Jenderal di Lahannya, TNI AD Kumpulkan Data
Wamenkeu Sebut Investasi dan Produktivitas Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Astra Dukung Peran Indonesia pada COP30 di Brasil
Konsep Mobnas Siap, Ditargetkan Mulai Produksi 2027





