EmitenNews.com — Sejumlah seri Fixed Rate (FR) diperkirakan akan menarik perhatian investor pada perdagangan hari ini yang dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri maupun luar negeri. 

 

Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan, diperkirakan seri FR0077, FR0081, FR0086, FR0078, FR0054, FR0091, FR0058, FR0068, FR0072, FR0045, FR0075, FR0050, FR0079, dan FR0092 akan menarik bagi investor.

 

Rekomendasi tersebut mempertimbangkan mempertimbangkan kondisi pasar saat ini serta valuasi yield curve. Amir mengatakan, yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat 13bp ke level 7,41%, tertinggi sejak Mei 2020.

 

“Level tersebut berada di atas estimasi  kami minggu ini di kisaran 6,92% - 7,13%. Hal ini mengindikasikan bahwa yield obligasi Pemerintah mungkin telah memasuki entry point yang atraktif,” ujar Amir dalam risetnya, Rabu (11/5).

 

Amir melanjutkan, faktor eksternal masih akan menjadi fokus utama bagi investor. Pasca kenaikan FFR sebesar 50bp minggu lalu, pelaku pasar saat ini mengantisipasi data inflasi AS pada bulan April yang akan dirilis tanggal 11 Mei. 

 

Survei Bloomberg menunjukkan ekspektasi para ekonom bahwa inflasi April akan lebih lambat dibandingkan pada bulan Maret lalu, dengan laju inflasi tahunan diperkirakan mencapai 8,1%, lebih lambat dibandingkan level sebelumnya di level 8,5% yang merupakan tertinggi sejak Desember 1981. 

 

“Ekspektasi puncak dan arah inflasi akan menjadi perhatian the Fed yang telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75bps sejak awal tahun sebagai usahanya mengendalikan inflasi,” ujar dia. 

 

Sementara itu, Yield US Treasury (UST) masih bergerak volatil, dengan yield UST 2-tahun meningkat 1bp ke level 2,61% sementara yield UST 10-tahun mencatatkan penurunan sebesar 5bp ke level 2,99%.

 

Adapun CDS 5-tahun Indonesia mencatatkan penurunan 21bp ke level 110bp, hampir kembali ke level penutupan akhir minggu lalu di 107bp. Peningkatan volatilitas CDS juga mengindikasikan fluktuasi risk-appetite investor seiring perkembangan terkini dari arah inflasi dan suku bunga global, kekhawatiran gangguan supply-chain akibat lockdown China, dan risiko geopolitik Russia- Ukraina.