Duga Kasus B117 Lebih Dari Yang Dilaporkan, Prof Zubairi Usul Begini
EmitenNews - Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Prof. Zubairi Djoerban menduga sebaran varian baru virus Corona B117 di Indonesia telah menyebar di Tanah Air. Bahkan jumlahnya melebihi yang dilaporkan secara resmi.
Prediksi itu disampaikan Zubairi menjawab pertanyaan-pertanyaan warganet dan jurnalis yang bertanya kepadanya lewat pesan langsung di akun Twitternya belakangan ini. Terutama pertanyaan apakah sebaran virus mutasi dari Covid-19 di Indonesia sebenarnya sudah lebih dari yang dilaporkan.
"Pada prinsipnya yang terdiagnosis itu adalah yang diperiksa. Artinya kan masih ada yang belum diperiksa, dan mungkin sekali positif. Dugaan saya ya penyebaran B117 sudah lebih dari yang terdiagnosis," kata Zubairi.
Jika benar kondisi penyebaran B117 sudah demikian, dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi RS. Kramat 128 ini berpendapat menutup akses pintu masuk ke Indonesia untuk mencegah penyebaran virus baru ini tidak terlalu efektif.
"Saya kira, menutup akses tidak menjadi wajib ya, karena kemungkinan B117 juga sudah menyebar secara lokal. Yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi negara-negara mana yang memiliki banyak kasus B117," katanya. Sehingga orang dari negara-negara tersebut akan diisolasi terlebih dulu sebelum melakukan kegiatannya di Indonesia. Ini yang menurutnya lebih krusial.
"Mau itu orang Indonesia atau non-Indonesia, intinya mereka harus diisolasi dulu sebelum dipersilakan melaksanakan tujuannya di Indonesia. Seperti urusan bisnis atau berkunjung ke destinasi wisata," sambungnya.
Secara umum Zubairi menilai upaya pemerintah untuk menangkal penyebaran Covid-19 maupun B117 sudah cukup lengkap, baik dan benar. Hanya saja ia menilai pelaksanaannya di lapangan masih belum maksimal.
Sebagai contoh, soal jaga jarak dan kerumunan. Kenyataannya masih ada kerumunan di kereta Commuter Line maupun bus umum pada jam-jam sibuk. "Banyak tempat duduk yang dikasih tanda silang tapi diduduki juga. Kemudian, kerumunan antrean vaksinasi," sambung Zubairi.
Jadi, menurutnya yang penting adalah pengawasan dari kebijakan yang sudah ditetapkan pemerintah sendiri.
Sebagaimana diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, hingga Selasa (9/3/2021) tercatat ada enam kasus Covid-19 dengan varian virus Corona B117 asal Inggris. Dari enam kasus tersebut, tiga di antaranya ditemukan di DKI Jakarta, dan tiga lainnya masing-masing ditemukan di Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
Keenam sampel dengan varian VUI202012/01 GR/501.Y.V1 B117 ini ditemukan pada periode pengambilan sampel di bulan Januari hingga Februari 2021.
Hingga 7 Maret 2021, tercatat sebanyak 539 sequence genetik yang sudah dilakukan. Sebanyak 515 di antaranya merupakan pelacakan sequence lengkap.
Inggris menjadi negara pertama yang mengumumkan penemuan strain baru SARS-CoV-2 yang bermutasi dengan nama Corona B117 pada September 2020. Mutasi virus ini dengan cepat menyebar ke luar Inggris hingga ke sejumlah negara lain hingga akhirnya ke Indonesia. Dalam laporannya, Inggris menyebutkan Corona B117 lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lainnya.
Berdasarkan hasil analisis pada populasi terdampak di Inggris, Corona B117 40%-70% lebih cepat menular. Hanya butuh dua bulan untuk menyumbang seperempat kasus infeksi di London. Berselang satu bulan setelah ditemukan pertama kali pada September 2020, Corona B117 menyumbangkan 60% angka kasus terinfeksi COVID-19 di kota tersebut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) di AS menyebutkan, SARS-CoV-2 akan memperoleh satu mutasi baru pada genom per dua minggu. Sementara varian Corona B117 memiliki beberapa mutasi dan menyebabkan lonjakan protein di permukaan virus yang menempel di sel manusia.
Menurut sejumlah laporan, gejala yang disebabkan Corona B117 lebih berat sehingga ada kemungkinan vaksin COVID-19 yang digunakan saat ini tak mempan melawan jenis virus ini.
Namun kemudian, para ahli meluruskan peneliti dengan menyebut bahwa kemampuan vaksin COVID-19 melawan virus B117 masih harus diteliti lebih lanjut. Sebabnya, menurut CDC, belum ada bukti bahwa jenis virus ini lebih berisiko menyebabkan kematian.
Menyoal kedatangan Corona B117 di AS, Dr Anthony Fauci beberapa waktu lalu menyarankan untuk menggunakan dua masker agar lebih efektif.(zan)
Related News
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan
JK Apresiasi Pembangunan Gedung Baru 15 Lantai FEB Unhas
November Ini, Desk Judi Online Ajukan 651 Pemblokiran Rekening Bank
Komisi III DPR Pilih Komjen Setyo Budiyanto Ketua KPK 2024-2029
Korupsi Pengadaan APD Covid-19, Tersangka Beli Pabrik Air Minum Rp60M
BPK Ungkap 152 Kg Emas Lenyap dari Gudang Antam Surabaya