EmitenNews.com - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mengawali April 2021 dengan kinerja positif. Kamis (1/4), indeks S&P 500 naik 1,2 persen ke posisi 4.019,87. Indeks Dow Jones menguat 170 poin. Indeks Nasdaq surplus 1,8 persen.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun berada di kisaran 1,68 persen. Posisi itu, di bawah level tertinggi 1,77 persen. Pekan ini, tenaga kerja AS Maret berjumlah 916 ribu dibanding prediksi ekonom di kisaran 675 ribu.
Karena itu, Wall Street diperkirakan cukup tenang pekan depan seiring rilis data ekonomi dan the Federal Reserve (the Fed) akan berbicara sebelum musim laporan laba. Ketua the Fed akan membahas ekonomi global pada panel IMF pekan depan. Lalu, Presiden Fed Chicago Charles Evans akan berbicara pada Selasa-Rabu.
Pada Senin, survei sektor jasa Institute for Supply Management akan dirilis, dan akan mendapat perhatian setelah survei manufaktur lembaga mencapai level tertinggi sejak 1983. Pada Rabu, risalah dari pertemuan the Federal Reserve terakhir akan dirilis pada Rabu sore.
Bursa Eropa menutup pekan dengan menguat setelah bursa Asia mayoritas optimis lebih dari sepersen. Indeks Eurostoxx surplus 0,68 persen, FTSE naik 0,35 persen, dan DAX menguat 0,66 persen. Ekuitas berjangka AS menguat setelah data menunjukkan naiknya jumlah pekerjaan terbesar dalam tujuh bulan berturut-turut.
DJIA melesat 0,52 persen dan S&P 500 menanjak 1,18 persen. Menyusul harga komoditas Nikel melambung 2,03 persen rebound diiringi harga komoditas energy minyak mentah naik 3,62 persen. Harga minyak mentah naik setelah OPEC+ memberi indikasi perpanjang produksi.
Lalu, mayoritas indeks saham Asia menutup perdagangan akhir pekan dengan menguat. Indeks Nikkei bertambah 1,58 persen, TOPIX naik 0,71 persen, dan CSI300 menguat 0,99 persen seiring ekuitas berjangka AS menguat setelah data menunjukkan peningkatan pekerjaan terbesar tujuh bulan terakhir. Kondisi itu, mendorong optimisme pemulihan ekonomi global.
Merespons itu, Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia melihat secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membentuk pola bullish harami setelah sukses mengonfirmasi whipsaw di level support dan lower bollinger bands.
Indikator stochastic menjenuh pada area oversold dengan MACD bergerak pada zona undervalue dengan potensi bergerak divergence positif. Sehingga secara teknikal, Indeks berpotensi melanjutkan penguatan awal pekan dengan support 5.960, dan resistance 6155.
Saham-saham dapat dicermati secara teknikal meliputi Astra Agro Lestari (AALI), Acset Indonusa (ACST), Adhi Karya (ADHI), Adaro Energy (ADRO), Delta Dunia Makmur (DOID), Mitra Adiperkasa (MAPI), dan Wika Beton (WTON).
Mereview perdagangan Kamis (1/4) lalu, Indeks menguat 0,43 persen atau 25.93 poin ke level 6.011.46. Saham-saham sektor pertanian surplus 3,48 persen, dan perdagangan bertambah 2,40 persen. Optimisme investor kembali tumbuh setelah data PMI Manufaktur indeks Indonesia naik cukup signifikan ke level 53.2 dari sebelumnya di kisaran 50.9.
Kondisi itu, memberi sinyal positif akan pemulihan ekonomi mulai menggeliat. Meski data inflasi menahan laju penguatan Indeks. Inflasi Indonesia melambat menjadi 1,37 persen secara tahunan dari 1,38 persen. Inflasi masih cukup rendah akan memberi sinyal pelonggaran kebijakan tambahan untuk Indonesia. (abm)
Related News
IHSG Diperkirakan di Kisaran 7.238-7.300, 9 Saham ini Direkomendasikan
Cermati Penurunan Suku Bunga Pinjaman Sektor Konsumtif
Ikuti Wall Street, IHSG Terjerat Koreksi
IHSG Konsolidasi, Buntuti Saham ESSA, JSMR, dan BBYB
Menguat Terbatas, IHSG Uji Level 7.370
Pemerintah Kejar Pembangunan KEK dan PSN untuk Tarik Investasi