Ekspansi Bisnis UMKM Masih Melambat, Namun Tetap Prospektif
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari. dok. BRI.
EmitenNews.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 dan Ekspektasi Q2-2024. Hasilnya, tercatat pada Q1-2024 pertumbuhan bisnis UMKM masih berlanjut, tercermin dari Indeks Bisnis UMKM pada level 102,9.
Dalam keterangannya yang dikutip Senin (6/5/2024), Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan pertumbuhan bisnis UMKM ini didorong oleh sejumlah faktor. Antara lain panen raya tanaman bahan makanan yang mulai berlangsung di beberapa sentra produksi, adanya kenaikan harga barang dan jasa menyusul ketatnya pasokan barang kebutuhan pokok. Lainnya, faktor musiman jelang bulan puasa, peningkatan pesanan menjelang puasa dan Idul Fitri2024, dan kampanye pemilu 2024.
Namun demikian, apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, Indeks Bisnis UMKM Q1-2024 sedikit melemah, yang mengindikasikan ekspansi bisnis UMKM sedikit melambat karena beberapa alasan. Yaitu pelemahan daya beli masyarakat dan keterlambatan panen raya di beberapa daerah yang terdampak El-Nino, normalisasi permintaan terhadap barang dan jasa pasca perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nataru, kenaikan harga barang input/barang dagangan menyebabkan volume produksi/volume penjualan cenderung menurun.
“Juga persaingan yang semakin ketat dari pebisnis online dan peritel modern, dan waktu operasi yang terbatas selama bulan puasa untuk usaha restoran/warung,” jelas Supari.
Apabila dilihat secara sektoral, hampir semua sektor UMKM mencatat ekspansi usaha dibandingkan Q1-2024, kecuali sektor transportasi. Indeks tertinggi terjadi di sektor pertambangan dan penggalian karena kenaikan permintaan untuk air bersih dan gas. Kenaikan rata-rata harga jual dan panen raya yang mulai terjadi di sebagian sentra produksi mendorong ekspansi sektor pertanian.
Kenaikan aktivitas usaha pada sektor industri pengolahan, perdagangan serta hotel dan restoran/warung juga ditopang oleh kenaikan rata-rata harga jual dan kegiatan kampanye. Sementara pertumbuhan bisnis sektor konstruksi didorong peningkatan renovasi atau perbaikan rumah menjelang puasa dan hari raya.
Pada Q2-2024, pelaku UMKM tetap optimistis ekspansi usahanya akan terus berlanjut, seperti tercermin pada Indeks Ekspektasi Bisnis UMKM yang tetap di level yang tinggi (129,9). Dibandingkan kuartal sebelumnya, optimisme tersebut kembali menguat.
Puncak panen raya tanaman bahan makanan
Kondisi ini didorong sejumlah hal antara lain puncak panen raya tanaman bahan makanan akan terjadi di sebagian besar sentra produksi, perayaan HBKN Idul Fitri akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa dan cuaca yang lebih kondusif serta akselerasi pelaksanaan proyek-proyek pemerintah dan swasta.
Sejalan dengan bisnis UMKM yang berekspansi, maka sentimen pebisnis UMKM terhadap perekonomian dan usaha secara umum tetap baik. Hal ini tercermin pada Indeks Sentimen Bisnis (ISB) UMKM Q1-2024 yang berada pada level 118,7.
Kedua komponen penyusunnya sama-sama mengalami penguatan, di mana Indeks Situasi Sekarang (ISS) naik 0,2 poin menjadi 92,5, sementara Indeks Ekspektasi (IE) meningkat 3,3 poin menjadi 145,0. ISS yang masih di bawah 100 terutama disebabkan oleh menurunnya penilaian pebisnis UMKM terhadap kondisi perekonomian secara umum saat ini karena kenaikan harga bahan baku/kebutuhan pokok.
Dengan kondisi bisnis UMKM yang terus tumbuh dan adanya ekspektasi terhadap prospek perekonomian yang makin baik, pebisnis UMKM pun memberikan penilaian yang semakin tinggi terhadap kemampuan pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas utamanya. Hal ini tercermin pada Indeks Kepercayaan pelaku UMKM kepada Pemerintah (IKP) yang naik ke level 135,3 pada Q1-2024.
Dilihat dari komponen penyusunnya, pebisnis UMKM memberikan penilaian tertinggi terhadap kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram (indeks terkait 156,3) serta menyediakan dan merawat infrastruktur (indeks terkait 148,8). Sedangkan penilaian terendah diberikan oleh pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah menstabilkan harga barang dan jasa (indeks 128,4).
Hal ini tampaknya berkaitan dengan kenaikan harga barang input dan kebutuhan pokok yang dialami oleh sebagian besar pebisnis UMKM. Sebagian besar komponen penyusun IKP meningkat, dengan kenaikan terbesar terjadi pada komponen yang menyatakan kemampuan pemerintah menegakkan hukum dan memberikan rasa keadilan (menguat 3,4 poin), dan diikuti komponen yang menyatakan kemampuan pemerintah menciptakan rasa aman dan tenteram (menguat 3,1 poin).
Survei oleh BRI Research Institute
Survei Kegiatan Usaha dan Sentimen Bisnis UMKM Bank Rakyat Indonesia memiliki sampel lebih dari 7.000 responden UMKM yang tersebar di semua sektor ekonomi dan di 33 provinsi. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode stratified systematic random sampling, sehingga dapat merepresentasikan sektor usaha, provinsi dan skala usaha.
Survei ini dilakukan oleh BRI Research Institute pada tanggal 22 Maret 2023 sampai dengan 08 April 2024. Wawancara dilakukan melalui telepon dengan pengawasan mutu ketat sehingga data yang terkumpul valid dan reliable.
Related News
Tempo Scan (TSPC) Bagikan Dividen Interim Rp112,7M, Telisik Jadwalnya
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya