EmitenNews.com - PT Bank Syariah Indonesia atau BSI (BRIS) meneken nota kesepahaman dengan sejumlah institusi keuangan global di Uni Emirat Arab. Itu sebagai salah satu strategi mewujudkan visi perusahaan menjadi Top 10 Global Islamic Bank, dan aspirasi Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia.
Beberapa institusi keuangan global digandeng BSI antara lain Abu Dhabi Islamic Bank, Bank Islam Brunei Darussalam Berhad, Standard Chartered Bank, dan Maybank Islamic Berhad. Penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dilakukan di The Ritz Carlton, Dubai International Financial Center (DIFC), Dubai.
Nota kesepahaman diteken Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho, Chief Financial Officer International Business Group & Acting Global Head Financial Institution of Abu Dhabi Islamic Bank PJSC Michael Murray, Senior Executive Officer of BIBD (Middle East) Limited Syed Alwi Syed Abdillah Alkaff. Lalu, dilakukan pertukaran nota kesepahaman diwakilkan Chief Executive Officer Group Islamic Banking of Standard Chartered Bank Khurram Hilal, dan Head of Compliance of Maybank Islamic Dubai-DIFC Branch Shaharzad Mokhtar.
Pada acara itu, ikut hadir perwakilan Emirates Islamic Bank (EIB). Di mana, EIB telah menyetujui Nota kesepahaman dengan Bank Syariah Indonesia untuk mendukung BSI mencapai visi menjadi top 10 global islamic bank. Nota kesepahaman itu, tentang kerja sama pengembangan, dan memperluas kegiatan-kegiatan usaha seperti treasury, Financial Institutions, trade finance, transactional banking, remitansi, kustodian, pembiayaan sindikasi, pengembangan kapabilitas manusia, dan lain-lain.
”BSI telah membuka kantor perwakilan di DIFC sebagai kehadiran global pertama BSI berdasar surat pendirian DIFC pada 4 November 2021, dan persetujuan akhir izin kantor perwakilan DFSA pada 28 Januari 2022. Kantor perwakilan BSI Dubai itu, resmi menandai kehadiran bank pertama dari Indonesia di kawasan Timur Tengah. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih,” tutur Cahyo.
Untuk menjadi bagian bank syariah global, BSI perlu memiliki eksistensi internasional untuk berinteraksi secara langsung, dan dekat dengan para pelaku perbankan global. Dubai, UEA -khususnya DIFC- telah dipilih BSI untuk memulai perjalanan internasional karena DIFC merupakan pasar keuangan global berkembang dengan baik.
UEA diperingkatkan sebagai termudah untuk melakukan bisnis di kawasan dengan kerangka hukum ditetapkan sesuai standar internasional, dan pusat keuangan Islam. ”Kehadiran kami di Dubai, dapat mengembangkan jaringan dengan bank-bank global di DIFC, dan menghubungkan kawasan MEASA (Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan) ke pasar Indonesia untuk memberikan nilai, dan manfaat bagi kedua wilayah,” urai Cahyo.
BSI merupakan bagian perjalanan Indonesia dalam mewujudkan visi menjadi pusat Ekonomi Islam Dunia. Amanat itu, sejalan visi BSI menjadi Top 10 Global Islamic Bank berdasar kapitalisasi pasar dalam tempo 5 tahun.
Nah, dalam mewujudkan visi BSI menjadi bagian dari Top 10 Global Islamic Bank, tentu butuh kerja sama, dan dukungan pihak secara global. Dengan pengalaman panjang, keahlian perbankan syariah di pasar Timur Tengah, dan Global, melalui nota kesepahaman diharap dapat menjadi jalan bisnis sempurna, mitra pembelajaran strategis bagi BSI di beberapa bidang pengembangan, dan saling menguntungkan bagi semua pihak. (*)
Advertorial
Related News
Lanjut! Pengendali AMAN Tampung 20,1 Juta Saham, Ada Tujuan?
Pentolan BFI Finance (BFIN) Koleksi Saham Harga Bawah Pasar
Pefindo Tegaskan Peringkat idCCC untuk Obligasi I/2018 Terbitan ZINC
Emtek Tambah Kepemilikan, Itukah Penyebab Volatilitas Saham Bukalapak?
Bank IBK (AGRS) Alihkan 20,15 Juta Saham Treasuri, Intip Lengkapnya
MDKA Sedot Biaya Eksplorasi Rp144,8 Miliar, Telisik Hasilnya