EmitenNews.com—PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) membukukan laba bersih senilai USD3,571 juta pada tahun 2022, atau membaik dibanding tahun 2021 yang tercatat rugi bersih setara USD127,39 juta.

 

Hasil itu membuat anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ini mencatat laba per saham dasar senilai USD0,0001 per lembar. Tapi laba bersih itu hanya dapat mengurangi defisit 0,49 persen menjadi USD604,16 juta.

 

Akibat defisit tersebut, GMFI mengalami defisiensi modal sedalam USD331,02 juta atau menyusut 2,07 persen dibanding tahun 2021 yang menembus USD338,35 juta.

 

Pada sisi lain, aset lancar hanya tercatat sebesar USD200,9 juta, sedangkan kewajiban jangka pendek mencapai USD248,83 juta.

 

Dampaknya, kewajiban lancar melebihi aset lancar senilai USD47,87 juta.

 

Kedua pos tersebut memicu akuntan publik pemeriksa laporan keuangan tahun 2022 meragukan kelangsungan usaha GMFI.

 

“Hal-hal atau kondisi tersebut mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian yang material, menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan GMFI untuk mempertahankan kelangsungan usahanya,” tulis Ade Setiawan Elimin, Akuntan Publik dari KAP Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan.

 

Padahal, GMFI telah menerangkan untuk keluar dari kondisi itu dengan melakukan penataulangan bisnis dengan cara mengincar pasar perawaran pesawat kargo, mengembangkan bisnis industri pertahanan, misalnya modernisasi tiga pesawat C-130 dan pengembangan bisnis industri mesin gas turbin.

 

Pada sisi keuangan, GMFI telah mendapat restu perpanjangan jatuh tempo utang hingga 2035 dari BNI, Maybank, dan IIF.