EmitenNews.com - PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), emiten menara telekomunikasi di bawah Grup Djarum, menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4-6 persen secara tahunan (year-on-year) pada tahun buku 2024. Target ini masih belum memasukkan kontribusi dari hasil akuisisi PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), yang baru akan dikonsolidasikan pada kuartal ketiga tahun ini.

"Target top line kami antara 4-6 persen secara organik, di luar akuisisi IBST. Hasil dari IBST masih diaudit dan akan dihitung dalam konsolidasi keuangan nanti. Dengan skenario pertumbuhan 4-6 persen, EBITDA juga diperkirakan tumbuh dalam rentang yang sama dengan pendapatan," kata Wakil Direktur Utama TOWR, Adam Ghifari, saat Public Expose Live 2024, Rabu (28/8).

Berdasarkan laporan keuangan TOWR untuk tahun buku 2023, total pendapatan konsolidasian mencapai Rp11,74 triliun, meningkat 6,34 persen secara tahunan. Adam menjelaskan bahwa TOWR belum menyampaikan laporan keuangan Semester I-2024 karena masih dalam proses terkait akuisisi IBST, yang diperkirakan akan membawa kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan pada paruh kedua tahun ini.

Akuisisi IBST oleh TOWR dilakukan melalui anak usaha PT Iforte Solusi Infotek, yang mengambil alih 90,11 persen saham senilai Rp3,42 triliun pada 1 Juli 2024. Konsolidasi ini diperkirakan akan menambah sekitar 3.300 menara dan 16.000 kilometer aset fiber optic ke portofolio TOWR, memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain terdepan di sektor infrastruktur telekomunikasi.

"Penambahan revenue dari IBST akan mulai terlihat sejak kuartal III-2024, sehingga dampaknya terhadap pertumbuhan tahunan akan lebih terasa pada semester kedua. Dengan tambahan menara dan aset fiber optic ini, kami optimis dapat memperkuat layanan kami kepada operator telekomunikasi di Indonesia," tambah Adam.

Selain kontribusi dari akuisisi IBST, TOWR juga mencatat pertumbuhan bisnis organik yang signifikan, khususnya di segmen non-menara. Adam memproyeksikan bahwa bisnis Fiber To The Home (FTTH) TOWR akan mencapai 1,6-1,8 juta homes passed pada akhir 2024. Pengembangan FTTH dianggap sangat penting untuk mendukung strategi Fixed Mobile Convergence yang dijalankan operator telekomunikasi, serta memberikan peluang untuk memperluas jaringan fiber optic melalui iForte.

"FTTH menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan organik kami, sejalan dengan kebutuhan operator telekomunikasi yang semakin fokus pada konvergensi layanan tetap dan bergerak. Kami berkomitmen untuk terus memperluas jaringan kami guna memberikan layanan yang lebih baik dan lebih luas," ujar Adam.

Selain memperkuat infrastruktur dan memperluas cakupan jaringan, akuisisi IBST juga membawa dampak positif pada struktur keuangan TOWR. Adam menjelaskan bahwa setelah akuisisi, IBST berhasil melunasi utang bank sebesar Rp580 miliar, yang membantu menurunkan biaya bunga dari sebelumnya 8,5-9 persen per tahun menjadi 6,5 persen. Penurunan biaya bunga ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas TOWR secara keseluruhan.

"Arus kas yang baik dari IBST memungkinkan kami untuk melunasi sebagian utang bank dan menurunkan biaya bunga, yang tentunya akan berkontribusi positif pada bottom line perusahaan," jelas Adam.

Dengan strategi pertumbuhan organik dan anorganik yang solid, TOWR menargetkan untuk terus meningkatkan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Perusahaan optimis dapat mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri infrastruktur telekomunikasi Indonesia.