EmitenNews.com - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan program #GirlsTakeover yang merupakan kerjasama FHCI Forum Human Capital Indonesia (FHCI) BUMN dengan Yayasan Plan International Indonesia sesuai dengan strategi besar transformasi SDM BUMN.


"Karena itu ketika FHCI BUMN mengusulkan kerjasama dengan Yayasan Plan International Indonesia bahwa ada program #GirlsTakeover, saya langsung menyambut positif hal ini. Karena sesuai dengan strategi besar transformasi human capital BUMN dan tentu women leadership," ujar Erick Thohir dalam konferensi pers #GirlsTakeover di Jakarta, Senin (27/9).

Erick menambahkan bahwa Program #GirlsTakeover ini juga masuk ke salah satu program kepemimpinan muda di BUMN, dimana nantinya banyak pimpinan BUMN diisi oleh sosok berusia di bawah 42 tahun dengan target 5 persen pada tahun ini dan 10 persen pada 2023.

"Program #GirlsTakeover karena menjadi bagian dua program utama BUMN yakni women leadership dan kepemimpinan muda BUMN, saya sangat menyambut baik," katanya.

Menteri BUMN sudah mensejajarkan antara Kementerian BUMN Forum Human Capital Indonesia yang di bawah komunitas direksi BUMN.

"Dengan berdiri sejajar kita bisa berkolaborasi dengan baik. Memang kebijakannya sebagian di kami, tetapi bukan berarti FHCI BUMN tidak bisa mengusulkan kebijakan. Salah satu kebijakan yang ingin kita pastikan sejak awal adalah women leadership," kata Erick.

Kementerian BUMN memiliki target-target bahwa di tahun ini 15 persen kepemimpinan wanita di BUMN. Di tahun 2023, target tersebut menjadi 25 persen.

Seperti yang disampaikan Erick, sejak awal kementerian BUMN memiliki lima key performances indicator atau KPI. Pertama, bagaimana memetakan ulang yang namanya korporasi dan public services.

Kedua, dengan persaingan pasar terbuka, apalagi Covid-19 masih berlangsung, Kementerian ingin memastikan BUMN punya bisnis intinya masing-masing. "Tetapi tidak hanya bisnis inti, BUMN juga harus menjadi ekselen di era persaingan ini," tegasnya.

Ketiga, inovasi dan digitalisasi. Keempat, proses bisnis. Erick Thohir tidak mau berdasarkan project based.

Yang terakhir, transformasi di BUMN tidak akan terjadi kalau tidak ada transformasi human capital-nya. Di sinilah kementerian sangat fokus membenahi human capital BUMN.

"Dan di lima KPI tersebut, kita boleh bermimpi dan melakukan. Tetapi kalau tidak punya nilai inti maka itu juga berat. Karena itu kita putuskan nilai inti kita adalah AKHLAK," pungkas Erick.(fj)