Furnitur dalam Negeri, Industri Padat Karya yang Berorientasi Ekspor

Ilustrasi industri furnitur orientasi ekspor. Dok. SINDOnews.
EmitenNews.com - Industri furnitur merupakan salah satu industri hilir padat karya yang berorientasi ekspor. Catatan Kementerian Perindustrian menunjukkan, industri furnitur memberikan kontribusi sebesar 1,2 persen dengan nilai ekspornya mencapai USD1,91 miliar. Terjadi kenaikan 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur Industri Kecil dan Menengah (IKM) Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan Kementerian Perindustrian Bayu Fajar Nugroho mengatakan bahwa industri furnitur merupakan salah satu industri hilir padat karya yang berorientasi ekspor dan secara nyata memberikan dampak positif untuk sektor nonmigas.
“Yang kami catat adalah sebesar 17,31 persen," kata Bayu Fajar Nugroho di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta, Minggu (9/3/2025).
Karena itu, Kemenperin mengapresiasi sinergi yang terus terbangun antara asosiasi furnitur dan kerajinan dalam meningkatkan nilai ekspor dan memenuhi kebutuhan produk furnitur dan kerajinan dalam negeri. Di antaranya melalui pameran Jogja Internasional Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) di JEC pada 8-11 Maret 2025.
Berdasarkan catatan di kementeriannya, industri furnitur memberikan kontribusi sebesar 1,2 persen dengan nilai ekspornya mencapai USD1,91 miliar, atau naik 3,2 persen dari tahun sebelumnya.
"Jadi kami melihat ini tren masih bagus meskipun ada beberapa hambatan hambatan tetapi kami melihat trennya masih cukup baik," katanya.
Ekspor industri furnitur masih didominasi negara negara di Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang. Saat ini ungkap Bayu Fajar Nugroho, Asia Selatan seperti India dan Afrika sebagai salah satu potensi pasar yang memungkinkan berkembang.
Data dari Expert Market Research, pasar furniture global 2024 mencapai USD660,35 miliar dan diperkirakan akan tumbuh 49 persen.
Kondisi makro ini memberikan Indonesia penetrasi peluang pasar yang saat ini baru diisi oleh Indonesia sebesar 0,28 persen. Jadi, peluangnya masih besar sekali.
Hal tersebut didukung dengan kondisi pasar dalam negeri, dengan indeks kepercayaan industri sepanjang 2024 dengan nilai sebesar 53,15.
Itu artinya pertumbuhan masih ada. Kalau nilainya di bawah 50, kata Bayu Fajar Nugroho berarti kontraksi, ada sedikit kekurangan permintaan.
Sementara itu, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza berharap pameran bertajuk Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 dapat meningkatkan penjualan mebel, furnitur dan kerajinan dalam negeri di kancah internasional. Harapannya agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Faisol Riza mengungkapkan hal itu saat membuka Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025, yang digelar Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Wamen Faisol Riza mengapresiasi HIMKI sebagai asosiasi industri furnitur dan kerajinan yang menaungi banyak industri dan perusahaan-perusahaan karena terus berkontribusi bagi pengembangan sektor tersebut.
HIMKI dinilai terus menghidupkan industri manufaktur dalam negeri, khususnya sektor furnitur dan mebel, dengan ekspor yang tetap menjanjikan baik sebelum pandemi maupun setelah pandemi COVID-19 meskipun situasi yang sulit.
"Apalagi potensi pasar global yang mencapai USD800 miliar, adalah kesempatan buat industri mebel dan furnitur serta kerajinan untuk bisa terus tumbuh," ucapnya.
Industri furnitur terus mencatat kinerja positif, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Tren furnitur ke depan semakin mengarah pada desain yang ramah lingkungan, fungsional, dan terintegrasi dengan teknologi.
Related News

Terdampak Efisiensi Anggaran, Asparnas Minta Solusi dari Pemerintah

Dukung MBG, Kalbe Nutritionals (KLBF) Sodorkan MilkPro

Dukung Transisi EBT, Semen Baturaja (SMBR) Manfaatkan AFR

Kinerja Positif Dekarbonisasi Pertamina, Capai 146.000 Metrik Ton CO2

Sertifikat TKDN Beres, iPhone 16 Segera Masuk Pasar Indonesia

Bahlil Ungkap Aturan Izin Ekspor Konsentrat Freeport Segera Terbit