EmitenNews - Dana kelolaan alias asset under management (AUM) PT Syailendra Capital hingga 19 Desember 2018 tumbuh 101 persen mencapai Rp20,25 triliun, sedangkan posisi akhir tahun 2017 senilai Rp10,04 triliun. Angka tersebut jauh di atas pertumbuhan industri. Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat menuturkan, dengan catatan AUM itu Syailendra Capital menembus 10 besar atau berada di posisi 8 sebagai manajer investasi dengan pengelolaan terbesar untuk reksadana terbuka (non KPD dan RDPT). Fajar menerangkan, pencapaian AUM Syailendra Capital tidak lepas dari kehadiran 11 produk baru yang meluncur pada tahun 2018 ini. “Yang menjadi andalan adalah reksadana indeks Syailendra MSCI Value Index Fund yang diluncurkan pada 8 Juni 2018,” tutur Fajar di Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018. Mengenai produk tersebut, Fajar menjelaskan, Syailendra MSCI Value Index Fund merupakan satu-satunya produk reksadana index di Indonesia yang memiliki benchmark terhadap MSCI Value Index. MSCI Ltd sendiri merupakan market leader dalam jasa penyediaan indeks. Hingga 14 Desember 2018, reksadana Syailendra MSCI Value Index ini telah membukukan imbal hasil 11,19 persen sejak diluncurkan. “Pertumbuhan tersebut merupakan pertumbuhan yang tertinggi dari reksadana-reksadana index lainnya yang ada di pasaran saat ini. AUM reksadana ini per 14 Desember 2018 mencapai Rp154 miliar,” tambah Fajar. Selain keberadaan produk baru, Fajar mengungkapkan, perseroan telah memperluas jaringan distribusi pemasaran yang memperlihatkan perkembangan yang positif. Tahap awal perusahaan dalam ekspansi jaringan distribusi telah memperlihatkan hasil yang memuaskan. “Terutama melalui kerjasama dengan salah satu e-commerce terbesar di Indonesia yakni Tokopedia dan juga Bareksa sebagai marketplace penjualan reksadana online terbesar di Indonesia,” imbuh Fajar. Fajar bilang, Syailendra telah berhasil memperkenalkan reksadana pasar uang yakni Syailendra Dana Kas. Sejauh ini, investor di Tokopedia reksadana telah tumbuh 20 kali lipat sejak diluncurkan pada Maret 2018. Head of Fintech Tokopedia Samuel Sentana menyampaikan, pertumbuhan jumlah investor Tokopedia reksadana yang baik memperlihatkan bahwa kesadaran publik akan pentingnya investasi mulai terbangun. “Melalui kerjasama dengan Syailendra, Tokopedia ingin terus mempermudah masyarakat berinvestasi bahkan dengan hanya Rp10.000,” ujar Samuel. Setelah membukukan AUM yang signifikan pada tahun ini, Syailendra Capital tetap optimis menyambut tahun 2019 meskipun merupakan tahun politik seiring dengan akan diselenggarakannya Pemilu. Fajar menyampaikan, Syailendra Capital menargetkan AUM dapat tumbuh 30 persen.“Dana kelolaan ditargetkan menjadi Rp27 triliun,” ucap Fajar. Fajar menerangkan, target pertumbuhan tersebut akan dicapai dengan cara berinovasi baik dalam produk produk baru maupun jaringan distribusi pemasaran, terutama pemasaran ritel. Hal ini akan dilakukan dengan cara terus mengembangkan kerjasama melalui Tokopedia dan Bareksa dan juga melalui jaringan distribusi ritel melalui platform digital yang akan diperkenalkan pada semester II tahun 2019. “Tingginya minat di Tokopedia dan Bareksa akan reksadana menjadi alasan valid bagi Syailendra untuk mendorong edukasi bagi investor pemula,” jelasnya. Syailendra juga akan mempersiapkan program edukasi yang didesain khusus dengan berbagai studi kasus yang relevan dengan berbagai pengalaman finansial yang dialami masyarakat. “Program ini sedang dalam tahap finalisasi dan akan diluncurkan pada 2019,” imbuh Fajar.