EmitenNews.com—Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan lebih banyak berayun di zona merah. Efeknya, periode 11-15 Juli 2022, indeks nyungsep 1,31 persen menjadi 6.651,905 dari pekan sebelumnya di kisaran 6.740,219.


Menyusul kemudian, rata-rata nilai transaksi harian ikut memburuk. Menyusut 4,1 persen menjadi Rp10.393 triliun dari pekan sebelumnya di level Rp10.837 triliun. Selanjutnya, rerata frekuensi harian minus 3,31 persen menjadi 1.004.832 transaksi dari pekan sebelumnya 1.039.217 transaksi.


Mengawali pekan ini, menurut William Surya Wijaya CEO Yugen Sekuritas Senin (18/7/2022) disebutkan IHSG bakal bergelut pada range support di 6578 dan resistance ada di 6789.


Mengawali minggu ke empat di awal semester dua, pergerakan IHSG masih akan terlihat dalam rentang konsolidasi wajar  dengan potensi kenaikan terbatas.


Harga komoditas yang terlihat berpotensi berada dalam kondisi tertekan  dapat memberikan sentimen yg kurang baik terhadap pergerakan saham emiten  yang berkaitan dengan harga komoditas namun hal ini justru membuka peluang untuk investor melakukan akumulasi beli bagi saham diluar sektor komoditas yang memiliki fundamental solid, dan memiliki market cap besar, hari ini iHSG berpotensi mengalami kenaikan terbatas.


Secara teknikal saham yang dapat diperhatikan adalah big cap seperti Telkom (TLKM), Bank BCA (BBCA), Unilever (UNVR), HM Sampoerna (HMSP), Indofood (INDF), Alam Sutera (ASRI), Pakuwon Jati (PWON), XL Axiata (EXCL) dan Bank Ina Perdana (BINA).