EmitenNews.com - IHSG ditutup menguat pada perdagangan Jumat  (10/12/21) sebesar  + 0,14% ( + 8,99 poin) menuju level 6.652,92 dengan nilai transaksi perdagangan 13,14 Triliun dan investor asing membukukan nett sell sebesar 927,14 Miliar. 

 

Sementara dari dalam negeri sejauh ini sentimen cukup positif diantaranya data cadangan devisa yang naik, perbaikan indeks keyakinan konsumen dan penjualan ritel. Organisation for Economics Co-operations and Development (OECD) Kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dikarenakan pandemic Covid-19. 

 

Lembaga tersebut memperkirakan, ekonomi Indonesia tahun ini hanya tumbuh 3.3% lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 3.7% dikarenakan lonjakan kasus harian Covid-19 pada kuartal III-2021 yang menyebabkan pemerintah menarik rem darurat. Selain konsumsi rumah tangga, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga didorong oleh kinerja ekspor yang kecipratan berkah dari kenaikan harga komoditas. 

 

Ke Depan, OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meroket dan melampaui angka 5% pada 2022 dan 2021, tepatnya sebesar 5.2% di 2022 dan 5.1% di 2023 mendatang.

 

“IHSG bergerak mix  pada level area 6.630 - 6.700 dengan pertimbangan Indikator Moving Average pada posisi sideways dan Indikator Stochastic menunjukkan posisi daya beli menurun dan volume Jual menguat Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi bergerak mix,” kata Indra Tedja Kusuma Analis Sucor Sekuritas, Senin (13/12/2021).

 

Saham-saham yang layak dicermati para pelaku pasar di awal pekan ini adalah WIKA, LPPF, BBTN, OILS, BVIC dan BABP.

 

WIKA Buy On Weakness dengan support di 1160 cutloss jika break di bawah 1140 Jika tidak break di bawah 1180 potensi naik ke 1240 - 1280 hort term. 

 

LPPF Spekulasi Buy dengan support di 4240 cutloss jika break di bawah 4200  jika tidak break di bawah 4280 potensi naik ke 4370- 4450 short term. 

 

BBTN Buy On Weakness dengan support di 1720 cutloss jika break di bawah 1700 Jika tidak break di bawah 1740 potensi naik ke 1785 - 1830 short term.