IHSG Konsolidasi, Saham Big Cap Layak Koleksi
Ilustrasi perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Dok/EmitenNews
EmitenNews.com - Sepanjang perdagangan Rabu, 19 Juni 2024 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di zona merah. Itu setelah terkapar 7,91 poin atau 0,12 persen ke level 6.726. Sektor infrastructures paling superior dengan surplus 0,84 persen. Sektor consumer cyclicals paling buruk dengan minus 1,94 persen.
Bursa Asia bergerak mixed di tengah kebingungan kapan pemangkasan suku bunga The Fed akan dimulai. Retail sales MoM Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan dari sebelumnya minus 0,2 persen menjadi 0,1 persen. Meski begitu, capaian tersebut masih di bawah ekspektasi pasar 0,3 persen.
Capaian itu, mengindikasikan perekonomian AS melambat. Oleh karena itu, ekspektasi pasar kalau The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September 2024 merayap lebih tinggi dengan peluang 67,7 persen untuk pemangkasan setidaknya 25 basis poin, naik dari 61,5 persen pada Senin.
Beberapa pernyataan Presiden The Fed juga mewarnai pasar, dimana Presiden The Fed New York mengatakan suku bunga akan turun secara bertahap seiring berjalannya waktu, tetapi menolak mengatakan kapan The Fed dapat memulai pelonggaran kebijakan moneternya, sementara Presiden The Fed Richmond mengatakan ia perlu mengkaji data beberapa bulan lagi sebelum ia dapat mempertimbangkan untuk mendukung penurunan suku bunga.
Melihat kondisi saat ini dan berdasar sentimen yang ada, CEO Yugen Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berkutat pada range support 6.698, dan resistance 6.821.
Pasca melalui pekan pendek pola gerak IHSG terlihat masih berada dalam rentang konsolidasi wajarnya, masih cukup besarnya arus capital outflow yang tercatat selama bulan Juni turut memberikan sentimen tersendiri bagi pergerakan IHSG, selain itu fluktuasi nilai tukar Rupiah dan harga komoditas masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pola gerak IHSG hingga saat ini.
Hari ini IHSG masih berpotensi terkonsolidasi. Saham pilihan masih tertuju pada big caps seperti ASII, TLKM, AKRA, SMGR, BBNI, BSDE, BMRI dan LSIP.
Related News
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha
Transaksi Aset Kripto di Indonesia Hingga Oktober Tembus Rp475 Triliun
Parah! 97.000 Anggota TNI/Polri dan 80.000 Anak U-10 Main Judi Online
RI Kurang Kapal Penangkap Ikan, Prabowo Dorong PTDI Gandeng Embraier
Tekanan Jual Reda, IHSG Potensial Rebound
Target Pungutan Ekspor Sawit Diturunkan, ini Rekomendasi Analis