Dalam penilaian Nugroho, BRILIANPRENEUR, acara yang sangat penting dan berdampak positif bagi pelaku UMKM. Karena itu, ia mengusulkan, ajang ini jangan hanya dilaksanakan di Jakarta, namun di berbagai daerah di Indonesia. 

 

Meski tujuan BRILIANPRENEUR adalah mendorong produk UMKM go global, Nugroho mengatakan yang terpenting bagi Pancal Bike adalah penguatan pasar dalam negeri melalui ajang tersebut. Ini agar produknya bisa dikenal dan memperdalam penetrasi pasar ke seluruh Tanah Air.

 

“Yang membeli produk kami itu selain dari Pulau Jawa, kami kirim juga ke Bali, Sulawesi, Kalimantan, Aceh. Tapi produk seperti ini kadang musiman. Dengan pasar yang lebih luas setelah ikut BRILIANPRENEUR, usaha ini bisa lebih stabil,” ujarnya.

 

Berawal dari Ketidaksengajaan saat pandemi Covid-19

Nugroho Sigit Riyadi bercerita awal membuka usaha Pancal Bike dari ketidaksengajaan. Mulanya membuatkan untuk anaknya yang belajar sepeda roda dua pada 2020. Sang anak memakai sepeda tersebut di kampung sekitar tempat tinggal Nugroho. Tak disangka, cikal bakal Pancal Bike tersebut mendapat respon positif dari tetangga. 

 

“Para tetangga bilang kok bagus sepedanya. Dari situ saya terinspirasi untuk membuat satu lagi dan saya coba dijual online. Dan nyata responnya juga sangat bagus. Bahkan ada yang langsung order waktu itu,” ujarnya mengingat.

 

Momen tersebut dimaksimalkan Nugroho untuk mengembangkan produknya lebih baik lagi. Terlebih saat itu terjadi pandemi Covid-19. Hampir semua sektor usaha terdampak. Tak terkecuali tempatnya mencari nafkah, salah satu toko perak di Kota Gede, Yogyakarta.

 

Setelah melihat prospek Pancal Bike semakin baik, Nugroho pun memberanikan diri resign dari tempatnya bekerja. Dibantu sang istri di bidang pemasaran, Pancal Bike pun mulai menerima pesanan lebih banyak. Untuk modal, Nugroho memanfaatkan uang muka konsumen karena sistem pembelian biasanya dilakukan secara pre order.

 

“Per bulan waktu itu bisa belasan sampai puluhan unit balance bike. Bahkan dalam kurun dua tahun usaha kurang lebih sekitar 500-an unit terjual. Itu awalnya bikin sendiri di rumah berbahan baku utama kayu jati Belanda,” kenangnya.