Ikuti Wall Street, IHSG Menguat
Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi dengan mayoritas menguat. Rotasi investor dari saham berbasis teknologi kecerdasan buatan (AI) ke saham dengan valuasi lebih murah menjadi faktor utama mempengaruhi pergerakan indeks. Saham-saham non-teknologi berbasis AI serentak menguat.
Merck surplus 44,84 persen, Amgen melejit 44,57 persen, dan Johnson & Johnson menanjak 2,88 persen. Lompatan saham non-teknologi itu, sekaligus menjadi pendorong utama bagi penguatan Dow Jones, dan S&P 500. Sementara itu, emiten penyedia infrastruktur AI, CorWeave longsor 16,31 persen.
Itu terjadi setelah perseroan merilis panduan kinerja keuangan lebih rendah dari ekspektasi. Produsen Chip untuk AI, Nvidia juga melemah cukup dalam sebesar 2,96 persen usai SoftBank menjual seluruh saham Nvidia senilai lebih dari USD5 miliar. Penguatan Wall Street, dan harga emas akan menjadi sentimen positif pasar.
Sementara itu, mulai ada aksi jual investor asing berpeluang menjadi katalis negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat. Sepanjan perdagangan hari ini, Rabu, 12 November 2025, indeks akan bergerak dengan kisaran support 8.280-8.195, dan resistance 8.455-8.540.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, Bumi Minerals (BRMS), Erajaya Swasembada (ERAA), Alamtri (ADMR), Energi Mega Persada (ENRG), Telkom Indonesia (TLKM), dan Cimory (CMRY). (*)
Related News
Masih Tertekan, IHSG Susuri Level 8.300
IHSG Siap Rebound, Serok Saham ANTM, BMRI, dan BRPT
IHSG Melemah 0,29 Persen, Sektor Ini Penekannya
Sekjen ITUC Apresiasi Kebijakan Ketenagakerjaan Indonesia
Kemnaker Minta Michelin Tak Jadikan PHK Sebagai Pilihan Pertama
Berada di 5 Besar, Indonesia Kejar Empat Besar Produsen Keramik Dunia





