Indeks Saham Asia Dibuka Naik, Meski Semalam Wall Street Tertekan Ancaman Omicron

EmitenNews.com - Indeks saham di Asia pagi ini Kamis (2/12) dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street semalam jatuh lebih dari 1%. Sementara imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury note) bertenor 10 tahun stabil, hanya turun 3 bps menjadi 1.42%.
"Kegelisahan investor mengenai virus Covid-19 memuncak setelah ditemukannya kasus petama varian omicron di AS," kata analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Investor menurutnya juga akan mencerna keterangan atau testimoni ketua bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell di depan Komite Jasa keuangan House of Representatives (DPR) AS. Powell menegaskan bahwa the Fed akan mengendalikan tekanan inflasi, dan pada pertemuan kebijakan di bulan Desember pejabat Federal Reserve akan mendiskusikan apakah akan mengakhiri program pembelian obligasi (tapering) beberapa bulan lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Dari sisi makroekonomi, data ADP Employment Change memperlihatkan bahwa sektor swasta di AS menambah 534,000 pekerja di bulan November. Ini indikasi bahwa pemulihan di pasar tenaga kerja terus berlanjut. Angka bulan November ini memang lebih rendah dari penambahan pada bulan Oktober yang sebesar 570,000, namun lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 525,000.
Data ISM Manufacturing Index naik tipis ke level 61.1 di bulan November dari level 60.8 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan consensus pasar, 61.0. Ini adalah ekspansi sektor manufaktur selama 18 bulan beruntun setelah terakhir kali mencatatkan kontraksi pada bulan April 2020.
Survei ekonomi yang dilakukan oleh Federal Reserve (Fed Beige Book) memperlihatkan bahwa aktifitas ekonomi AS tumbuh dengan laju yang moderat selama periode Oktober hingga awal November. Namun pertumbuhan dibatasi oleh gangguan rantai pasok dan kelangkaan tenaga kerja.
SMDR
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 900
Target Price 1 : 950
Target Price 2 : 1,025
Stop Loss : 865
DMAS
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 222
Target Price 1 : 234
Target Price 2 : 238
Stop Loss : 216
SCMA
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 346
Target Price 1 : 358
Target Price 2 : 388
Stop Loss : 336.(fj)
Related News

Serahkan Initial Memorandum, RI Tegaskan Komitmen Reformasi WTO

Menkeu Ingatkan CPNS: Integritas Tak Boleh Diperjual Belikan

Kemenkeu Bidik Rp8 Triliun dari Lelang Sukuk Negara Selasa (10/6)

BRI dan Bapekis Salurkan 961 Hewan Kurban di Idul Adha 1446 H

Kemenperin Beri Insentif untuk Pacu Industri Bahan Kimia Khusus

Anak Perusahaan Kalbe Farma Gandeng GE Produksi CT Scan Canggih