EmitenNews.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi C02 dengan mendorong transisi energi menuju energi yang ramah lingkungan.


“Kalau kita akan membuat transisi energi menuju energi yang ramah lingkungan, berarti green energy. Peranan energi itu adalah paling besar kontribusinya untuk menurunkan CO2, namun biayanya juga paling besar," kata Menkeu dalam acara G20 Webinar Series: Unlocking Innovative Financing Schemes and Islamic Finance, Rabu (27/07).


Oleh karena itu Menkeu menilai diperlukan aspek untuk mendesain transisi energi yang affordable dan memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Menurut dia berdasarkan Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia akan bisa menurunkan emisi karbon sebesar 29% dengan menggunakan upaya sendiri, atau menurunkan CO2 sebesar 41% dengan support dunia.


“Ini merupakan salah satu PR yang terus-menerus kita desain dari sisi pembiayaannya. dari sisi pembiayaan instrumen sukuk yang Green itu sudah kita introduce sejak tahun 2018. Kita bahkan sudah mengissue lebih dari 3,5 billion US Dollar atau miliar US Dollar menggunakan instrumen Green sukuk secara global dan bahkan juga sudah kita introduce di tingkat lokal dan ritel,” ungkapnya.


Terkait pembiayaan, Menkeu menyebutkan salah satu desain pembiayaan untuk menyelesaikan masalah climate change yaitu bisa melalui pendekatan instrumen pembiayaan berbasis syariah, atau dalam hal ini sukuk wakaf.


“Wakaf ini nanti perlu untuk kita terus kembangkan. Karena Bapak Wapres termasuk yang mendorong kita untuk mengembangkan pembiayaan berbasis wakaf," katanya.


Menkeu berjanji dalam forum seperti ikatan ahli ekonomi Islam nanti dirinya juga akan meminta untuk terus mengeksplore berbagai kemungkinan pembiayaan-pembiayaan syariah tersebut.(fj)