EmitenNews.com - Indonesia memiliki harapan besar menjadi negara maju. Investor kawakan Amerika Serikat Raymond Thomas Dalio, atau Ray Dalio percaya, Indonesia bisa segera lepas landas menjadi negara maju karena memiliki potensi ekonomi yang besar. Sayangnya, menurut konglomerat berharta Rp229,6 triliun itu, ada sejumlah penghalang, salah satunya maraknya praktik korupsi.

Dalam paparannya yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, seperti dikutip Senin (10/3/2025), Ray Dalio mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, yang bisa didorong dengan beberapa modal utama.

Modal pertama, tingkat utang yang relatif rendah. Kedua, kecukupan dana sebagai modal untuk investasi. Indikator-indikator tersebut, meliputi tingkat utang yang relatif rendah, kemampuan untuk memiliki modal yang dapat diinvestasikan untuk menciptakan titik lepas landas bagi perekonomian.

Ray Dalio mengungkapkan potensi Indonesia itu, saat melakukan diskusi secara langsung dengan Presiden Prabowo Subianto dan jajaran Kabinet Merah Putih, serta pengusaha kelas kakap di Indonesia di Istana Kepresidenan, Jumat (7/3/2025). Ini perluasan pertemuan, setelah yang pertama hanya menghadirkan delapan taipan di lokasi yang sama pada Kamis (6/3/2025) malam. 

Ray Dalio memberikan konteks terkait pengalamannya sebagai investor global selama kurang lebih 50 tahun. Pebisnis, yang juga penulis buku bertajuk Principles: Life & Work itu telah berinvestasi di berbagai negara dan memiliki wawasan terkait makroekonomi, institusi keuangan, serta sovereign wealth fund (SWF). 

Di depan sejumlah pengusaha kakap Indonesia, Ray Dalio menyampaikan saran dan tantangan yang harus dilalui oleh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan, terkhusus setelah Pemerintah Indonesia meluncurkan SWF Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). 

Indonesia dinilai perlu memastikan adanya arus masuk modal investasi yang progresif agar bisa membentuk ekosistem ekonomi yang berkelanjutan.

Mengenai kecukupan dana investasi, ini dinilai relevan dengan langkah Indonesia meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Lembaga yang dipimpin Menteri Investasi Rosan Perkasa Roeslani ini akan mengelola kekayaan negara dalam bentuk dividen BUMN, untuk diinvestasikan ke proyek-proyek pembangunan yang meningkatkan ekonomi.

Seperti sudah digadang-gadang, Danantara akan mengelola aset BUMN hingga sebesar USD900 miliar atau sekitar Rp14.678 triliun (asumsi kurs Rp16.310). Dana investasi yang akan dikelola Danantara, dapat menjadi modal utama agar Indonesia bisa lepas landas jadi negara maju.

"Begitu ada pembentukan modal yang dipadukan dengan potensi yang tinggi ini, Anda mendapatkan titik lepas landas yang terjadi," sebut Ray Dalio.

Tetapi, penting dicatat, modal, dan segala potensi yang ada, tidak bakal berarti kalau tak bisa mengatasi hambatannya. Ray Dalio juga mengungkapkan lima tantangan utama bagi Indonesia untuk jadi negara maju. Di antaranya, hambatan birokrasi, kemudian berusaha, tingkat kewirausahaan, pembentuk permodalan, hingga tingkat korupsi.

Jangan sedih. Karena jenis tantangan seperti itu, bukan problem Indonesia semata. Tantangan ini ini juga terjadi di berbagai negara lain, yang kini telah menjadi negara maju. Singapura dan China juga pernah mengalami tantangan semacam ini.

"Saya memiliki pengalaman nyata di negara-negara seperti Tiongkok, Singapura, dan sejumlah negara tempat saya melihat bagaimana transisi tersebut terjadi," tegas Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates.

Di sini, dibutuhkan seorang pemimpin yang bisa mengendalikan situasi dan melakukan reformasi sesulit apa pun untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Ray Dalio yakin Presiden Prabowo Subianto bisa melakukan hal itu. "Dari pembicaraan dengan Presiden Prabowo. Saya pikir dia bisa menjadi orang itu."

Ray Dalio mengatakan mempunyai koneksi dan mitra di berbagai negara di penjuru dunia. Dia menawarkan apabila pemerintah Indonesia butuh bantuan bisa saja potensi kerja sama dikembangkan.

"Kita sekarang memiliki lingkungan global. Mereka dapat datang dan membantu merevitalisasi dan memodernisasi, serta meningkatkan efisiensi negara, jika itu diizinkan terjadi," sebut Ray Dalio.

Presiden Prabowo Subianto bertemu konglomerat asal Amerika Serikat Raymond Thomas Dalio atau Ray Dalio di Istana Negara, Jumat (7/3/2025) siang. Prabowo meminta nasihat Ray Dalio soal ekonomi global hingga Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).