EmitenNews.com—PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menderita rugi bersih senilai USD10,979 juta pada semester I 2022, atau menyusut 60,02 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang menyentuh USD27,446 juta.


Akibatnya, defisit kian membengkak 1,8 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi USD618,72 juta.


Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2022 tanpa audit emiten perawatan dan pemeliharaan kapal terbang itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/9/2022).


Rinciannya, pendapatan usaha turun 16,6 persen menjadi USD95,802 juta karena pendapatan perbaikan dan bongkar pasar menyusut 13,9 persen menjadi USD68,24 juta.


Senasib, pendapatan dari lini usaha perawatan juga melorot 24 persen menjadi USD19,127 juta. Demikian juga dengan pendapatan operasi lain yang terkikis 7,6 persen menjadi USD8,433 juta.


Menariknya, perseroan dapat menekan beban pegawai sedalam 7,6 persen menjadi USD48,522 juta. Beban material juga terpangkas 21,6 persen menjadi USD22,511 juta. 


Lalu, beban sub kontrak menyusut 16,01 persen menjadi USD21,511 juta. Demikian juga dengan beban penyusutan yang berkurang 9,1 persen menjadi USD10,914 juta.


Berikutnya, beban operasional lainnya juga turun 42,6 persen menjadi USD6,603 juta. Bahkan, beban keuangan dapat dipangkas 31 persen menjadi USD8,908 juta.


Sehingga rugi sebelum pajak penghasilan turun 53 persen menjadi USD14,003 juta. Sementara itu, kewajiban terkikis 0,9 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi USD728,62 juta.


Tapi ekuitas defisit menggelembung 2,6 persen menjadi  USD347,61 juta. Sehingga aset perseroan menyusut 4,03 persen menjadi USD381,31 juta.