Intervensi NFA Berhasil Turunkan Harga Beras SPHP di 148 Daerah

Kepala Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, di salah satu kesempatan mengecek ketersediaan beras SPHP.(Foto: Dok)
EmitenNews.com - Upaya pemerintah menjaga stabilitas pangan terus menunjukkan hasil positif. Data terbaru mencatat jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras bertambah dari 132 menjadi 148 daerah, seiring masifnya intervensi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan di berbagai daerah.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyebut capaian tersebut sebagai indikator nyata efektivitas penyaluran beras SPHP yang telah dilakukan melalui berbagai kanal distribusi.
"Artinya penyaluran beras SPHP kita secara umum baik dan berdampak positif terhadap stabilitas pangan nasional. Tinggal kita jaga bersama dan beri perhatian khusus pada 55 kabupaten/kota yang masih mencatat kenaikan harga di atas satu persen,” ujar Arief dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (23/9/25).
Direktur Ketersediaan Pangan NFA, Indra Wijayanto, menambahkan bahwa realisasi distribusi beras Bulog saat ini rata-rata telah di atas 5.000 ton per hari. Namun, percepatan distribusi perlu dilakukan agar sisa target sekitar 1,1 juta ton dapat terserap sepenuhnya hingga akhir tahun.
“Dengan sisa waktu sekitar 107 hari, distribusi harian perlu ditingkatkan mendekati 10 ribu ton per hari agar harga beras lebih stabil di hampir semua daerah,” tutur Indra dalam rakor inflasi di Kementerian Dalam Negeri. (23/9/25).
Lebih lanjut Indra juga mengapresiasi Instansi dan Lembaga terkait yang turut memperkuat penyaluran beras, khususnya melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Menurutnya, peran Pemerintah Daerah juga sangat krusial dalam memperluas jangkauan intervensi. “Jika setiap kelurahan menyelenggarakan GPM minimal seminggu sekali sesuai kebutuhan warganya, realisasi target distribusi akan lebih mudah dicapai,” ujar Indra.
Selain intervensi beras, pemerintah juga menyalurkan stimulus ekonomi triwulan II berupa bantuan pangan beras 10 kilogram per bulan selama dua bulan ditambah 2 liter minyak goreng merek ‘Minyakita’ per bulan. Program ini ditujukan bagi 18,277 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada periode Oktober–November. “Penambahan minyak goreng dalam paket bantuan pangan diharapkan menjadi pemicu stabilisasi harga di pasar,” jelasnya.
Sebagai bagian dari strategi menyeluruh, NFA juga menyiapkan program SPHP jagung dengan alokasi 52.400 ton yang akan mulai disalurkan pada akhir pekan ini. Penyaluran ditujukan kepada 2.109 peternak mandiri skala mikro, kecil, dan menengah, hasil verifikasi bersama Kementerian Pertanian dan Bulog. Skema ini diharapkan mampu menekan gejolak harga pakan yang berimbas pada harga daging ayam dan telur.
Arief menegaskan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sekitar Rp78 miliar untuk program ini dengan menetapkan harga penyaluran sebesar Rp5.500/kg. “Langkah ini dilakukan agar harga pakan, khususnya jagung, tetap terkendali sehingga peternak rakyat bisa berproduksi lebih baik,” ujarnya.
NFA memastikan intervensi beras melalui SPHP, bantuan pangan, serta dukungan tambahan dari SPHP jagung akan terus diperkuat hingga akhir tahun. Seluruh upaya ini diarahkan untuk mengendalikan inflasi pangan, memperkuat ketahanan pangan nasional, dan menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika harga global.(*)
Related News

IHSG Kembali Cetak Rekor Tertinggi (ATH) di Level 8.126

IHSG Turun Tipis di Sesi I, 9 Sektor Ini Masih Menguat

RDN Amblas 99 Persen! Investor Ngaku Rugi Miliaran Rupiah

Wall Street Jeblok, IHSG Cenderung Menguat

Lanjut Menguat, IHSG Siap Jebol 8.200

IHSG Positif, Borong Saham ADMR, HRUM, dan NCKL