EmitenNews.com - Tahun ini, PT Mandiri Manajemen Investasi optimistis mengoleksi dana kelolaan atau asset under management (AUM) mencapai Rp73 triliun. Melambung dari periode 2020 sejumlah Rp67,6 triliun.


Optimisme itu akan ditopang reksa dana saham dengan pertumbuhan 18 persen. Kemudian reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap akan tumbuh 20 persen. Sedang reksa dana terproteksi relatif ketat karena produk sudah mature cukup banyak. ”Selain mature, untuk replacement tidak banyak,” tutur Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti, secara virtual, Rabu (10/3).


Menyusul perkembangan pasar modal, investor mulai memindahkan portofolio ke instrumen lebih berisiko, yaitu reksa dana saham. Terutama untuk reksa dana offshore atau reksa dana dengan penempatan portofolio di saham luar negeri. ”Berbeda dengan tahun lalu, kondisi pasar belum begitu stabil, investor menghindari aset berisiko,” imbuhnya.


Untuk mencapai target itu, Mandiri Investasi akan menjajakan sejumlah produk dan memperdalam kinerja produk existing. Produk pertama reksa dana terproteksi untuk menggantikan produk jatuh tempo. ”Kami selektif. Jadi, produk yang diganti tidak banyak,” ucapnya.


Produk baru lain reksa dana saham berbasis offshore. Kemudian, reksa dana indeks, dan reksa dana pasar uang berbasis dolar AS. Selanjutnya, Mandiri Investasi bakal meluncurkan produk alternatif, Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra) lanjutan ruas tol Gempol-Pasuruan. ”Kami patok Rp1 triliun dari sejumlah produk itu,” tegasnya. (abm)