Investor Tunggu Perkembangan Evergrande, Indeks Saham Asia Dibuka Turun
EmitenNews.com - Indeks saham Asia pagi ini Jumat (21/10) dibuka turun meskipun indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir variatif (mixed).
S&P 500 naik ke level penutupan tertinggi dan mencatatkan kenaikan selama 7 hari beruntun. "Salah satunya pendorongnya adalah Tesla yang mencatatkan rekor volume penjualan di tengah gangguan pada rantai pasok global," ujar analis Phillip Sekuritas, Dustin Dana Pramitha.
Indeks DJIA tertekan oleh anjloknya harga saham IBM setelah merilis laporan keuangan yang mengecewakan.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Notes) naik 4.5 bps menjadi 1.68% setelah data memperlihatkan pasar tenaga kerja AS semakin membaik.
Jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) turun menjadi 290,000 untuk minggu yang berakhir 16 Oktober dari 296,000 pada minggu sebelumnya dan lebih rendah dari estimasi 297,000.
Sementara itu, jumlah orang yang sudah mencairkan tunjangan pengangguran paling tidak selama 2 minggu beruntun (Continuing Claims) turun menjadi 2.48 juta di minggu yang berakhir 9 Oktober dari 2.60 juta pada minggu sebelumnya dan lebih rendah dari estimasi 2.55 juta.
Data ekonomi lain memperlihatkan bahwa permintaan rumah atau tempat tinggal masih cukup kuat. Penjualan rumah lama atau yang sudah pernah di huni (Exisiting Home Sales) naik 7% (M/M) di bulan September. Ini adalah laju kenaikan tertinggi sejak September 2020.
Di bulan Agustus, Existing Home Sales turun 2% sehingga para pakar ekonomi memprediksi Existing Home Sales hanya akan tumbuh 3.7% bulan lalu.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah anjlok sekitar 1% setelah National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) meramalkan bahwa cuaca musim dingin di sebagian besar wiilayah AS akan lebih hangat dari rata-rata.
Harga minyak mentah juga mendapat tekanan dari jatuhnya harga batubara dan gas alam. Pemerintah Tiongkok telah memberikan sinyal akan melakukan intervensi untuk mendinginkan pasar domestik batubara.
Untuk hari ini, menurut Dustin, investor akan terus memantau perkembangan dari krisis utang perusahaan properti China Evergrande Group yang semakin mendekati status gagal bayar secara teknis (technical default) atas pembayaran kupon obligasi dolar yang jatuh tempo tanggal 23 September lalu. Masa tenggang (grace period) 30 hari untuk pelunasan pembayaran kupon ini akan berakhir besok.
Untuk perdagangan di BEI hari ini IHSG diprediksi cenderung bearish dengan support-resistance di kisaran 6,595-6,679.
Berikut data teknikal saham yang direkomendasikan Phillip Sekuritas.
ICBP
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 8,750
Target Price 1 : 9,425
Target Price 2 : 9,900
Stop Loss : 8,350
BDMN
Short Term Trend : Bearish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 2,820
Target Price 1 : 2,950
Target Price 2 : 3,030
Stop Loss : 2,750
TLKM
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 3,820
Target Price 1 : 3,940
Target Price 2 : 4,030
Stop Loss : 3,700.(fj)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha