EmitenNews.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin menguat 0,71 persen menjadi 7.097. Lonjakan itu, terutama dipicu sentimen positif dari berita individual emiten. Secara teknikal, indeks telah breakout dari MA200 sekitar level 7082. 

Namun, indicator Stochastic RSI berada pada area overbought, dan didukung peningkatan volume jual. Meski demikian, indicator MACD masih menunjukkan momentum positif. So, indeks diperkirakan berpotensi pullback jangka pendek untuk menutup gap sekitar level 7.055.

Investor menanti data ekonomi Tiongkok kuartal 2025 diprediksi tumbuh 5,1 persen Yoy dari kuartal pertama 2025 di posisi 5,4 persen Yoy. Penjualan ritel Juni 2025 ditaksir 5,6 persen Yoy dari edisi Mei 2025 di level 6,4 persen Yoy. Data industrial production Juni 2025 ditaksir menjadi 5,6 persen YoY dari Mei 2025 di level 5,8 persen Yoy. 

Pasar Amerika Serikat (AS) menanti data CPI Juni 2025 diperkirakan menjadi 2,7 persen Yoy dari Mei 2025 di level 2,4 persen. Core CPI Juni 2025 diramal menjadi 3 persen YoY dari Mei 2025 di level 2,8 persen Yoy. Pasar domestik menanti perkembangan negosiasi lanjutan dengan pemerintah AS.

Hasil perundingan itu, diharap dapat mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 1 Agustus 2025. Selain itu, investor menunggu rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu pekan ini. Berdasar konsensus, BI akan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25 persen.

Di samping itu, pasar juga menanti earning season kuartal II-2025 mulai pertengahan bulan ini. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menyarankan investor mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, AKR Corporindo (AKRA), London Sumatera (LSIP), Energi (ENRG), Harta (HRTA), dan Japfa (JPFA). (*)